Curahan Hati Cintami

1444 Kata

Akhirnya, aku dan Pak Ayang tidak jadi melanjutkan perjalanan pulang ke Jogja. Kami mampir ke sebuah warung angkringan pinggir jalan. Hujan masih turun namun tidak sederas tadi. Udara terasa dingin hingga menusuk kulitku padahal aku sudah memakai cardigan rajut. Untuk menghangatkan badan aku dan Pak Ayang memesan wedang uwuh. Kebetulan kami belum makan malam jadi sekalian saja makan nasi kucing dan tempe mendoan. Tak lengkap rasanya jika di angkringan tidak mengambil sate-satean. “Eh ...” aku terkejut saat Pak Ayang memakaikan jaketnya padaku. “Bapak nggak kedinginan?” “Tidak.” “Tapi bulu-bulu di tangan Pak Ayang pada berdiri,” ucapku lirih takut menyinggungnya. Tapi benar kok aku melihat bulu halus di tangannya berdiri bukan bermaksud menggodanya. Bukannya marah seperti biasanya just

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN