12 Syarat Arayan

1417 Kata

Pak Ayang mengajakku mampir di sebuah cafe yang tidak jauh dari pabrik AMA. Wajahnya terlihat serius saat menatapku hingga aku tak mampu membalas tatapannya. Aku tidak merasa bersalah setelah meminta kejelasan hubungan. Salah sendiri dia mulai mengaturku tanpa ada ikatan diantara kami. Jika mendapat ceramah panjang nan menyebalkan aku pun telah siap. Mungkin itu cara Pak Ayang menyampaikan rasa sayangnya padaku, hehe. “Cintami.” “Iya, Pak.” “Saya akan mengajakmu bicara serius. Kamu sudah siap?” Aku mengangguk namun masih menatap ke arah jus kiwi yang ada di depanku. “Siap, Pak.” Meski tak melihat wajah Pak Ayang tarikan nafasnya masih bisa aku dengar. Dia pun menghela nafas berulang kali sebelum mulai bicara. “Ada beberapa syarat yang diberikan oleh Umi sebelum saya datang melamar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN