Tubuh Dira sempat terhentak saat kepalanya kulempar dengan sesuatu. Empuk. Setidaknya kulempar seenaknya tidak akan membuat kepalanya pecah. Ia meraih benda itu dengan segera sambil menengok padaku yang baru saja masuk kamar. “Apa ini?”tanya Dira. Aku mendengus kesal tentu saja. setelah semalam dia memperlakukanku layaknya barang. Dia masih mempertanyakan apa yang aku bawakan untuknya? “Orang buta pun tahu kalau itu adalah guling meski dari merabanya. Kenapa mesti dipertanyakan segala ?” Dira tertegun. Sepertinya dia sedikit kebingungan untuk dapat membalas apa yang aku katakan padanya. “Untuk apa?” tanyanya polos. Aku menatapnya dengan tatap gahar. Apa dia tidak sadar dengan apa yang dia lakukan semalam? Sampai aku kesulitan tidur? “Kubelikan guling super-sized yang bisa kau peluk