Eza mengernyitkan keningnya. "Kemarin ada orang tiba-tiba datang ke kafe ngaku pemilik tanah, dan hari ini kamu diculik. Kok janggal?" Alesha sama sekali tidak kepikiran, seharusnya dia punya rasa curiga atas kejadian yang terjadi secara tiba-tiba ini. "Kalau itu bukan tanah mama, pasti dia jujur ke gue." "Nah, sertifikat tanahnya ada nggak?" "Udah hangus dari dulu, pas kebakaran." "Al, please. Jangan mudah dibegoin sama orang, kamu jangan mau ditindas. Aku yakin itu tanah milik mama kamu." Raut wajah Alesha berubah jadi sendu. "Gue emang b**o ya, Za. Tanah orangtua gue yang bekas rumah kebakar aja nggak pernah gue urusin, dijual pun nggak ada yang mau karena nggak ada surat-suratnya. Sekarang kafe malah diambil alih sama orang. Kenapa gue nggak bisa jaga apa yang orangtua gue punya?"