Kiara dengan tertatih menyusuri jalan pintas, menuju jalan raya. Dalam benaknya ia ingin cepat pergi, agar Jesica dan kedua temannya tidak sampai mengejarnya. Ketika ia tengah menunggu kendaraan yang lewat ponsel dalam sakunya terus berdering, meskipun ia tidak mengangkat ia sudah tahu jika yang menelepon adalah Bumi kekasihnya. 'Biar aku telepon balik saat sampai di rumah saja nanti, yang terpenting saat ini aku harus cepat pulang,' gumam Kiara seraya menyentuh luka di lengannya. 'Kak Jesica jahat banget, kenapa dia tega melukaiku dan melakukan hal kasar padaku,' monolognya tidak habis pikir akan sikap Jesica dan teman-temannya. Tin, tin! Suara klakson membuyarkan lamunan Kiara, ia pun bergegas masuk ke dalam mobil angkutan umum menuju rumahnya. Tidak sampai lima belas menit Kiara p