Alunan musik terhenti, bersamaan dengan detak jantung Maya yang terasa terhenti ketika sadar bahwa Ibra tengah memeluknya. Musik mengalun menjadi alunan musik lembut untuk berdansa. Maya hendak segera menjauhkan diri dari Ibra, namun sayangnya, lelaki itu malah mendekapnya semakin erat tanpa memperdulikan persepsi buruk yang akan ia dapat nantinya. “Lepas!” Desis Maya sambil berusaha melepaskan dirinya. “Satu menit.” Ucap Ibra yang langsung membuat bulu kuduk Maya meremang karena akhirnya ia mendengar suara lelaki yang begitu ia rindukan. “Ijinkan satu menit ini untuk aku bisa kembali memeluk kamu, May.” Dan setelah itu, rasanya Maya seketika makin hancur dan ingin menangis begitu keras dalam pelukan lelaki yang telah menghancurkan juga hati dan segala harapannya akan cinta. Suara d