49. Si Lugu Kayna

971 Kata

Langit-langit putih menyambut penglihatan Kayna. Dilapisi kasur empuk yang berwarna senada, gadis ber-hoodie putih nampak sangat tidak terusik saat hari mulai gelap dan pintu balkon kamar juga belum ditutup. Sejak beberapa saat yang lalu, Kayna memang sudah menginjakan kaki kembali ke apartemen miliknya. Karena tidak sampai lama mereka memang sudah sampai lagi di Jakarta. Tentu saja dengan kehadiran Faray di apartemennya. Entah mengapa lelaki itu sama sekali tidak berniat untuk pulang. Terdengar suara ketukan pintu di depan kamar Kayna, sepertinya itu adalah Faray. Karena lelaki itu memang berinisiatif untuk membuat makanan sehingga Kayna disuruh untuk membereskan kembali barang-barangnya saja. Kayna meraih knop pintu dan membukanya perlahan, menatap Faray yang tersenyum ke arahnya. “Ke

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN