Bab sebelumnya sudah kuedit, ya. Jadi mohon refres aplikasinya biar bisa baca editannya, biar nyambung. Maaf ya. Polisi pun ada yang mengamankan Jovanka, namun mereka kualahan dengan wartawan yang semakin malam semakin anarkis perilakunya. Mereka hanya mikir mendapat berita untuk saat ini, tanpa melihat sebenarnya saat ini berada di mana. Beberapa dokter pun merasa geram, sebab menimbulkan kegaduhan dna mengusik kenyamanan pasien yang lain. Dokter pun mengambil kunsi untuk kamar itu dan segera membukanya. “Jovanka.” Mereka mencob amendekat dan memberikan pengertian ke dia. “Pergi!” teriak Jovanka saat mereka mencoba mendekat. Dokter pun dengan terpaksa menyuktikan obat penenang untuk dia saat ini. Mereka tak ingin, Jovanka berteriak-teriak untuk saat ini. Hal itu mereka lakukan, agar