Kedua orang tua Jovanka hanya diberikan aba-aba untuk menunggu di luar rumah sakit. Mereka pun, harus menunggu di dalam obil yang mereka kenakan. Sedangkan dokte, memeritahkan untuk membawa satu pasien dari ruangan lain, menuju ruangan Jovanka. Mereka mendorong brangkar pasien itu, dengan wajah pasien yang sengaja di pakaikan selimut hingga ke wajahnya. Sesampainya di dalam, mereka membawa tubuh Jovanka dengan di cara membawa yang sama. Bahkan dari dalam ada yang bertugas untuk keberatan jika pasien itu di pindahkan ke ruangan itu. “Maaf, ini ruangan hanya khusus satu orang. Sebelumnya sudah saya infokan untuk memindahkan pasien ini ke rumah sakit yang lain.” Dokter itu berekting dengan sempurna. “Maaf, Dok.” Perawat berekting seolah-olah ketakutan. Satu perawat yang bersama mereka, d