Sabrina meminta Pak Slamet untuk menurunkannya di depan sebuah halte yang tidak jauh dari gedung kantor tempatnya bekerja. Halte yang suaminya maksudkan ketika menyuruhnya untuk diantar jemput oleh sang supir. "Terima kasih, yah, Pak Slamet. Bapak bisa langsung pulang sekarang." Sabrina bicara sebelum turun dari mobil. "Jam berapa saya jemput Mbak Sabrina nanti?" "Ehm, jam lima aja, Pak." "Oh, iya. Baik, Mbak." Sabrina turun dari mobil. Bertingkah canggung sebab khawatir ada orang yang melihatnya keluar dari mobil yang Pak Slamet kendarai. Orang kantor memang tidak terlalu kenal dengan mobil yang ia naiki, sebab suaminya jarang memakai mobil sedan putih tersebut. Tapi, sosok Pak Slamet bukanlah orang asing bagi para karyawan PT. Semesta Jaya. Mereka mengenal Pak Slamet sebagai sup