Saat mimpi tak seindah kenyataan! Kapok!
-Erlan yang menderita-
*
“Tantangannya apa? Ngapain? Gue bakalan dapat apa kalau gue berhasil lakukan tantangan itu? Elu belum jawab itu.” Walaupun tertarik tapi Erlan mencoba menahannya. Dia harus tahu pasti apa yang akan dilakukannya. Rafi bukanlah tipe orang iseng tapi kadangkala idenya jenius yang menyesatkan bahkan bisa menyerempet membahayakan nyawa!
“Elu bakalan dapetin rubi ijo army gue!” jawab Rafi dengan serius.
“Haa? Huwaatt?? Man, are you serious?” tanya Dandy dan Asa bersamaan, sementara Erlan berikan senyum lebar dan mengangguk-angguk.
“Duarius malahan. Gimana bro? Berani enggak? Cemen elu aah kalau gak berani.” Rafi memanasi Erlan. Dia yakin Erlan akan terpengaruhi tantangannya, jika iya maka tinggal eksekusi saja dan dia akan selangkah lebih maju dalam perjanjian dengan seseorang.
“Gue kudu ngapain tuh cewek?” suara itu penuh ketertarikan. Walaupun Erlan juga punya mobil jeep mewah, tapi tidak ada salahnya bisa mendapatkan mobil mewah secara gratis kan?
“Euum gampang banget kok. Elu pernah lihat YouTube short yang ada seorang lelaki muda dan cakep tiba-tiba menggandeng sembarang cewek kan?” tanya Rafi, serius.
“Ooh si Resmon Niinu-niinu ya kalau gak salah?” jawab Dandy.
“Waah kalau gitu Erlan bakalan punya julukan baru dong, Erlan Niinu-niinu.” Rafi menimpali, bersemangat.
“Niinu-niinu apaan sih?” Asa bertanya, penasaran, si duda dua kali tapi polosnya melebihi kepolosan bujang ABG.
“Itu dari lagu yang apa sih, kalau gak salah kalimatnya gini, yo ndak mampu, aku, dudu sepek idamanmu, aku niinu niinu niinu…” Rafi menjawab sambil sedikit berdendang. Suaranya yang cukup merdu membuat beberapa gadis menoleh dan berikan kedipan genit ke arahnya. Tapi kali ini dia tidak merespon karena sedang mengemban tugas maha penting!
“Bentar gue lihat YouTube dulu.” Erlan segera selancar di gawainya dan tersenyum girang usai melihat video itu.
“Yang ini kan? Okay, deal, gue setuju. Gue cuma perlu menggandeng tuh cewek aja kan? Raf, elu yakin nih mau korbanin rubi ijo army punya elu hanya dengan gini?” tanya Erlan, jumawa, yakin seratus persen akan keberhasilan tantangan yang menurutnya super duper gampang ini.
Seperti Erlan, sejujurnya dalam hati, Rafi juga cukup yakin bahwa Erlan akan kalah, katakanlah dia jahat, tapi dia tahu siapa gadis yang akan digandeng Erlan. Tidak akan semudah membalik telapak tangan untuk menggandeng si gadis tanpa terjadi apapun. Beruntung dia sudah mendapatkan jaminan pengganti tiga kali lipat jika dia kalah, jadi tidak ada ruginya kan?
“Iya, gue yakin. Syaratnya, elu harus bawa tuh cewek jalan seenggaknya sampai seratus meter. Kalau kurang dari itu, elu kalah.” Balas Rafi, berikan senyum kecil misterius.
“Kalau gue kalah, gue harus lepasin apaan dong?” tanya Erlan lagi. Walau yakin dia bisa lakukan tantangan itu, tapi dia butuh tahu apa yang harus dia relakan jika tidak berhasil.
“Gak macem-macem kok. Gue cuma minta elu jadi asisten pribadi gue selama sebulan! Gampang kan?” kali ini Asa bisa melihat senyuman Rafi yang berbeda.
“Raf, kok perasaan gue gak enak sih? Elu ada maksud tersembunyi ya?” tanya Asa, duda tampan beranak satu itu. Dia mengkhawatirkan Erlan tapi karena tahu Rafi dan Erlan sepupu, dia yakin Rafi tidak akan menyakiti Erlan.
Rafi tidak menjawab, karena Erlan sudah sangat bersemangat untuk segera mulai tantangannya.
“Deal. Kita jabat tangan yuk, disaksikan mereka ya.”
Usai berjabat tangan, Erlan melangkah mendekati gerombolan cewek-cewek cantik itu dengan percaya diri dan penuh keyakinan.
Dia sungguh yakin, tidak ada yang mampu menolak pesona kegantengannya. Yaah, mungkin saja di beberapa saat awal, gadis berbaju pink ini akan kaget tapi setelah melihat wajahnya, dia pasti akan luluh. Bayangkan saja, digandeng oleh lelaki ganteng, fisik sempurna juga dompet tebal?
Tadi dia lihat di YouTube milik Resmon Niinu. Dia jauh lebih tampan dibanding Resmon, dia yakin akan lebih cepat membuat gadis berbaju pink itu mengikutinya. Terbayang sudah ruby berwarna hijau army akan berada di garasi apartemen mewahnya.
“Raf, siapa sih gadis yang akan digandeng Erlan mendadak itu? Sumpah gue jadi takut kalau tuh cewek teriak dan Erlan digiring ke kantor polisi. Masih mending kalau dia gak digeruduk massa karena tuduhan pelecehan.” Asa, yang memang lelaki baik-baik dan berhati lembut, khawatir pada keselamatan Erlan.
“Kan ada kita sebagai saksi. Kalau gue gak salah - yang artinya berarti gue bener - tuh cewek adalah Renatta Dewani.” Jawab Rafi sambil menggaruk kepalanya.
“Emang dia siapa sih? Kok gue baru dengar.” Baik Dandy dan Asa baru pertama kali ini mendengar nama Renatta Dewani.
“Kita sesama diaspora pas di Toronto University. Cantik, menarik, anak salah satu taipan, sayangnya lumayan bawel tapi…” Rafi tidak melanjutkan informasinya. Sempat terbesit apakah tidak akan terjadi hal yang menghebohkan kelak.
Apakah Danendra setujui ini? Ini beneran gak bakalan rumit ya?
“Tapi apa Raf?”
Belum juga Rafi menjawab, tiba-tiba terdengar bunyi berdebum disusul teriakan mengaduh kesakitan dan teriakan kaum hawa di sekitar grup Renatta.
“Dasar m***m! Gue telanjangin aja ya!”