Azuraa masih menangis dalam diam seolah tidak peduli dengan apapun termasuk Emran yang berada di sebelahnya. "Sudahlah, Ra. Ini bukan salahmu," kata pria yang sedang mengemudi itu, sesekali melirik dan memastikan kondisi Azuraa yang terlihat tak baik. Meski berulang kali Emran mengatakan ini bukan salahnya, Azuraa bagaikan tuli. Ia tidak mendengarkan dan tetap menilai buruk dirinya sendiri. "Harusnya aku tidak menonaktifkan ponselku. Apa yang sudah kulakukan?" Monolognya sedih, mengutarakan penyesalan yang menghimpit d**a sedari tadi. "Tidak ada yang tau masa depan, Ra," pungkas Emran berpendapat. Satu tangannya yang menganggur ia gunakan menggenggam telapak tangan Azuraa. "Berhenti menyalahkan diri sendiri dan mulai berdoa." Kekacauan ini bermula pagi tadi, ketika mentari menyapa dua