Hari telah berganti, tidak terasa sudah hampir seminggu Emran membiarkan Azuraa mengambil jatah cutinya. Tanpa wanita yang selalu ada untuk mengurus segala kebutuhannya selama di kantor itu, Emran merasa waktu bergulir dengan sangat lambat. Hidup jadi monoton sekali. Fokusnya hanya pada tumpukan berkas dan rapat-rapat yang tiada habisnya. "Mey," panggil Emran dengan tangan yang masih disibukkan menandatangi puluhan laporan. "Saya punya pertanyaan untukmu." "Ya, Pak?" Wanita yang memback-up menggantikan Azuraa sampai masa cuti wanita itu habis menunggu Emran melanjutkan kalimatnya. "Apa yang kamu lakukan jika merindukan seseorang?" cetus CEO itu. Emran bahkan tidak ragu meski pertanyaan tersebut melukai harga dirinya. Asistent sekaligus sekretarisnya itu terlihat berpikir sejenak sebe