Bagian 15 Sesampainya di balai desa, kami dipersilakan untuk duduk di kursi paling depan, persis seperti di pengadilan. Aku berdampingan dengan Mas Bayu, sedangkan Sinta berdampingan dengan suaminya. Di sana sudah banyak ibu-ibu komplek yang hadir. Mereka ingin mengetahui kronologi kejadian yang sebenarnya. Terlihat Sinta dan suaminya memandangku dengan tatapan benci. Sebelum datang ke sini, mungkin mereka sudah mandi dan membersihkan diri terlebih dahulu. Mereka sudah berganti pakaian. Karena baju yang sebelumnya mereka kenakan sudah kusiram dengan air comberan yang sangat kotor dan bau. Sinta masih memegangi pipinya yang memerah akibat tamparanku. Sementara Mas Bima, sesekali mengelus kepalanya yang mungkin masih terasa sakit. Aku melemparkan ember tersebut sekuat tenaga dan aku yaki