Bab 8 Aku Bukan Pencuri

1261 Kata
Satpam itu pun berdiri. “ Baik Bu, saya akan menjalankan perintah ibu segera,” jawabnya sambil membalikan badan lalu berjalan keluar dari Kantor Pengelola Mountain Park. Sedangkan Soffy menghubungi Mandy dan memintanya untuk datang karena ada masalah penting yang ingin disampaikan secara langsung. Soffy tidak mengatakan soal kartu itu, karena dia ingin membuat kejutan pada Mandy, hingga Mandy akan memberikan pujian padanya setelah berhasil menemukan Kartu Mountain Plattinum miliknya. Memang sudah lama Soffy menginginkan untuk bekerja langsung dikantor Bima Corp, bukan di anak perusahaan milik Bima Corp seperti sekarang ini. Bekerja di Bima Corp adalah impian semua orang. Dengan gaji yang begitu menjanjikan serta bonus akhir tahun yang menggiurkan, bahkan ada banyak lagi yang akan menguntungkan bagi karyawan yang bekerja di Bima Corp. Dengan alasan itulah, Soffy selalu mencari kesempatan untuk bisa dipromosikan menjadi kaeyawan langsung Bima Corp. Dengan memperlihatkan kinerjanya pada Mandy, Soffy tentu berharap ini menjadi awal yang baik untuk membuka jalan menuju Bima Corp. Setelah mendapatkan jawaban dari Mandy Sanjaya, Soffy pun berjalan menuju Pos Keamanan untuk memastikan kalau Pencuri itu sudah dibawa oleh Satpam. Soffy berjalan dengan cepat untuk segera samapai di Pos Keamanan, dan ingin mengerahui seperti apa rupa orang yang sudah berani mencuri barang pribadi Mandy Sanjaya. *** Di Pos Keamanan, Alina tampak begitu ketakutan karena dikelilingin oleh sekurangnya lima anggota Satpam yang bertugas di Pusat Perbelanjaan Mountain Park. Mereka terus mengajukan pertanyaan sambil berkata kasar pada Alina. Tentu saja hal ini membuat mental Alina yang sejak dulu tidak pernah menghadapi masalah seperti ini pun langsung down. Wajahnya terlihat semakin pucat seperti mayat, dengan isak tangis yang terdengar membuat beberapa anggota Satpam pun merasa kasihan. “ Nona, sebaiknya cepat katakan. Apa benar kamu mengambil kartu ini dari Nona Mandy?” tanya salah seorang Satpam sambil menatap tajam Alina yang masih terdiam. BRAKK! “ Mamah!!!” Terdengar seseorang memukul meja dengan keras, hal itu tentu saja membuat Alina langsung terperanjat kanget, hingga membuat Alina pun menangis dan meratap menyebut ibunya. Seperti yang diketahui, Alina memang belum pernah mengalami hal ini sebelumnya. Dituduh mencuri bahkan ditahan di Pos keamanan membuat Alina merasa kalau ini mimpi buruk. Bahkan dia berpikir, kenapa dirinya bisa seperti ini? kenapa pula dirinya malah mendengar perkataan Mandy yang merekomendasikan dirinya untuk berbelanja di Maountain Park Center. Andai saja tahu hal ini akan terjadi, Alina lebih memilih diam dirumah, atau belanja di Kaki lima saja seperti yang sering dilakukannya saat masih belum nemikah dengan Nawan, bahkan setelah menikah pun Alina selalu berbelanja dikaki lima. “ Jadi, ini Wanita yang sudah berani mencuri kartu milik Nona Mandy Sanjaya!” Terdengar suara seorang perempuan yang seketika mendominasi ruangan tersebut, hingga membua semua Satpam pun langsung membungkuk memberi hormat. Wajah Soffy terlihat begitu gelap. Matanya menatap tajam Alina yang semakin ketakutan. Dan disaat itu juga. PLAKK! “Auw!” Tiba – tiba satu tamparan mendarat dipipi Alina, hingga membuat Wanita cantik itu pun memekik kesakitan. Pipinya terlihat memerah akibat tamparan keras Soffy, bahkan dari sela bibirnya keluar darah. “ Kamu pikir kamu siapa! Hah!. Berani mencuri kartu milik salah satu orang terpenting kami!” Alina masih meringis menahan sakit, sementara tubuhnya menggigil karena takut yang sudah menguasai tubuhnya saat ini. Namun dalam keadaan seperti itu, Alina pun mencoba membela diri dengan mengatakan sesuatu sama mereka. “ A – aku…tidak mencuri. Kartu itu diberikan langsung oleh Mandy Sanjaya padaku, untuk aku pakai berbelanja.” Alina mengira, kalau jawabannya itu bisa menghentikan tuduhan pencuri terhadapnya. Tapi nyatanya salah. Justru sebaliknya, perkataan Alina membuat Soffy semakin marah. Dia pun kembali melayangkan tamparan kerasnya pada Alina. “ Beraninya kamu menyebut Nama Nona Mandy?! Kamu pikir kamu itu siapa? Sangat tidak laying orang sepertimu bertindak tidak sopan pada Nona Mandy. Dasar Wanita jalang!” PLAKK! Kembali Soffy menampar Alina, hingga membuat Cucu Gama Abimana itu pun jatuh tersengkur karena tamparan keras Soffy. Sebenarnya semua Satpam merasa kasihan pada Alina saat ini. Tindakan Soffy sudah benar – benar kelewatan. Namun mereka tidak berani menentangnya, mengingat Soffy adalah Asisten Manager tempat mereka bekerja saat ini. Dan tentu saja, melawannya akan membuat mereka dipecat dari pekerjaan. Soffy memang sudah sangat keterlaluan, karena sudah berani menanpar Alina sebanyak tiga kali. Dan ini semua dilakukannya agar disaat Mandy datang nanti, dia mendapatkan pujian karena sudah memberikan pelajaran pada orang yang sudah mencuri kartu milik Mandy. Belum berpengalamnnya Alina sebagai ahli waris keluarga Abimana, membuat dirinya terus terpuruk dan diperlakukan kasar oleh Soffy. “ Sekarang katakan! Kapan kamu mencuri kartu milik Nona Mandy Sanjaya?!” Soffy kembali mencoba mengorek keterangan dari Alina layaknya seorang penyidik Kepolisian. Dia berharap Alina akan jujur mengatakan kalau memang dirinya mencuri kartu tersebut dari Mandy. Dan tentu saja tujuannya adalah mendapatkan pujian dari Mandy. “ Sudah aku katakan, Aku tidak mencuri! Aku dikasih pinjam oleh Mandy Sanjaya tadi! Kalau tidak percaya, kalian bisa menanyakannya langsung pada Mandy Sanjaya!” Alian sudah kehabisan akal untuk bisa membuat semua orang percaya kalau dirinya bukanlah seoarng pencuri. " Hentikan omong kosongmu itu! dasar sanpah tidak berguna! Kamu pikir aku akan percaya dengan semua bualanmu itu. Tidak mungkin Nona Mandy meminjamkan kartu yang berharga itu sama kamu!” bentak Soffy sambil menggebrak meja. Dan tentu saja, Alina sampai terperanhat karena kaget. Jantungnya berdetak tidak aturan karena kondisinya semakin panik. Alina tidak tahu lagi harus dengan cara apa dirinya menjelaskan permasalahan ini pada Soffy. Karena sejak tadi mereka sama sekali tidak percaya kalau dirinya bukan seorang pencuri. ‘Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan saat. Aku sudah mengatakannya dengan jujur, kalau kartu itu benar – benar diberikan oleh Mandy padaku,’ batin Alina sambil memohon petujuk dari yang maha kuasa. “ Ehem…!” Soffy yang masih terus memandang galak terhadap Alina pun terkejut saat terdengar seseorang berdehem didekatnya. Wajahnya langsung sontak menoleh kearah suara. Dan tentu saja Soffy langsung terkejut serta membungkuk memberi hormat saat mengetahui kalau yang datang adalah Mandy Sanjaya, sekretaris pribadi Predir Bima Corp. “ Ada apa ini?” tanya Mandy yang belum memperhatikan Alina yang masih tertunduk dan menangis karena ketakutan. “ M – maaf Nona Mandy,” ucap Soffy sambil menyerahkan kartu Mountain Plattinum milik Mandy yang disanggka telah dicuri oleh Alina. Mandy mengerutkan dahinya sambil menerima kartu itu ditangannya, “ Ini, kartu milikku?” ucapnya sambil menatap tajam kearah Soffy. “ Bagaimana bisa berada ditanganmu?” tanya Mandy yang jelas – jelas bingung. Kenapa kartu miliknya bisa berada ditangan Soffy? Bukankah dia sendiri yang memberikan kartu itu pada Alina? Lalu dimana Alina? Mandy menatap tajam Soffy meminta penjelasan tentang semua ini. Soofy tersenyum bangga, kini dia sangat yakin kalau kartu Mandy benar – benar hilang. Dan tetu saja tatapan terkejut itu adalah awal yang baik baginya, karena saat dia menjelaskannya nanti, Mandy sudah pasti akan memberikan pujian padanya. “ Kartu itu diambil oleh Satpam dari tangan seorang Wanita yang mengaku dipinjamkan oleh anda, Nona.” Soffy mulai bercerita. “ Dan tentu saja kami tidak akan percaya kalau anda meminjamkan kartu itu. Makanya saya pun memerintahkan Satpam untuk menangkap dan menahannya disini, sebelum nantinya akan saya serahkan pada pihak Polisi.” Mandy begitu terkejut mendengar laporan Soffy. Namun disaat dirinya hendak mengatakan sesuatu, terdengar bantahan dari seseorang. “ Aku tidak mencuri, aku di pinjamkan kartu itu oleh Mandy Sanjaya.” Soffy yang memang ingin mendapatkan nilai bagus atas pekerjaanya itu pun langsung menghampiri Alina dan melayangkan Tamparan keras untuk keempat kalinya. PLAKK! “ Diam kau pemcuri! Beraninya kamu bersikap tidak sopan pada Nona Mandy!” bentaknya dengan keras. Tamparan keras Soffy pun membuat Alina kembali merasakan sakit yang sangat luar biasa. Matnya menatap tajam Soffy, lalu beralih pada Mandy yang juga menatapnya. Dan tentu saja, Mandy pun langsung terkejut. “ Nona, Alina?!”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN