Nada bicara Lucy masih belum berubah, tetap pedas dan selalu merendahkan siapapun yang dianggapnya dibawah keluarga Mahendra. Apalagi saat ini Lucy tengah Bersama dengan kekasihnya Reno Bimantara. Tuan Muda dari keluarga Bimantara itu memang cukup terkenal di Ibu Kota, mengingat sang Ayah adalah pengusaha kelas atas di Ibu Kota.
Sontak kehadiran Reno membuat kehebohan ditempat itu. Semua orang langsung menatap kagum Reno yang berdiri begitu elegan dengan tangan digandeng Lucy membuat banyak para gadis yang merasa iri pada Lucy.
Alina menarik nafas panjang mendengar perkataan kasar Lucy yang masih merendahkannya. Sebenarnya Alina malas meladeni Lucy. Namun tidak ada jalan lain karena memang sudah berada didepan matanya, akhirnya Alina pun memutuskan untuk mengatakan sejujurnya, walau pun akan membuat Lucy kembali mengejeknya.
“ Aku, mau beli baju, Kak.”
Seperti dugaan Alina. Lucy seketika tertawa geli saat Alina mengatakan kalau dirinya ingin membeli baju.
“ Hahahaha! Membeli baju?!” ucapnya sambil kembali tertawa lucu. “ Alina…Alina…apa otakmu sudah tidak waras? Atau, kamu terlalu banyak mengkhayal hingga mendatangi tepat seperti ini untuk membeli baju?”
Alina hanya terdiam. Dia sudah bisa menebak apa yang akan dilakukan oleh mantan kakak iparnya itu. “ Kamu pikir…harga baju disini seharga permen apa? Jangankan untuk membeli baju ditempat seperti ini, membeli dipasar kaki lima saja kamu belum tentu mampu membayarnya.”
Ucapan Lucy terdengar sangat keras, hingga membuat mereka jadi pusat perhatian. Tentu saja hal itu memang sengaja dilakukan oleh Lucy untuk mempermalukan Alina. Bahkan tidak sampai disitu saja, setelah berhasil menjadi pusat perhatian, Lucy pun langsung berkata.
“ Lihatlah baik – baik. Perempuan dekil ini mantan pembantu di rumah kami, dan sekarang dengan tidak tahu malu, masuk ketempat ini dan ingin membeli baju disini. Dia pikir, baju disini harganya puluhan ribu?”
Semua tertawa mendengar perkataan Lucy dan fakta kalau pakaian Alina yang sangat tidak pantas untuk memasuki pusat perbelanjaan seperti itu.
Terdengar tawa menggelikan dari para pengunjung lain. Mata mereka menatap rendah Alina yang masih mematung tidak mampu berkata – kata. Rasa malu telus mejalar keseuruh tubuhnya, dia tidak menyangka kalau niatnya untuk berbelanja malah mendapat hinaan yang luar biasa dari mantan kakak iparnya itu. bahkan dengan tegas, Lucy mengatakan kalau Alina adalah mantan pembantunya.
Alina tidak habis pikir, kenapa keluarga Mahendra masih saja terus memperlakukannya dengan buruk padahal dia sudah bukan lagi bagian dari keluarga Mahendra. Namun dibalik tekanan dan pandangan buruk semua orang, Alina pun akhirnya memilih untuk melawan. Keberaniannya muncul setelah terus – terusan ditindas dan ditekan untuk waktu yang lama, selama dia menjadi istri Nawan Mahendra.
“ Cukup?” teriak Alina dengan keras, sehingga membuat semua orang yang tadinya menertawakan Alina pun terdiam. “ Kak Lucy.” Mata Alina menatap tajam kearah Lucy yang juga terdiam. “ Dulu aku selalu diam saat ditindas. Tapi tidak untuk kali ini. Sebagai ahli waris keluarga Abimana, kak Lucy dan keluarga Mahendra akan menerima konsekwesinya karena sudah mempermalukan aku!”
Pandangan semua orang pun berubah saat mendengar pengakuan Alina yang mengaku kalau dirinya adalah pewaris keluarga Abimana. Dan tentu saja semua orang mengerahui siapa keluarga Abimana? Dan seketika terdengar beberapa orang mulai berkomentar.
“ Wanita lusuh ini ternyata dari keluarga kelas atas. Dia dari keluarga Abimana salah satu keluarga terkaya se Asia.”
“ Tapi, kenapa penampilannya begitu sederhana? Apakah mungkin sedang menyamar menjadi orang biasa?”
Semua orang mulai membicarakan tentang Alina yang terpaksa mengakui dirinya sebagai pewaris Abimana lebih awal, karena memang sudah tidak sanggup lagi menahan Hinaan dari semua orang saat ini, terutama Lucy simulut pedas.
Lucy yang beberapa saat tertegun mendengar pengakuan Alina, akhirnya dia kembali sadar dan langsung tertawa.
“ Hahahahaha!!!...Kamu benar – benar sudah tidak waras,” ucap Lucy. “ Saudara sekalian, jangan percaya dengan perkataanya. Wanita ini adalah yatim piatu, yang kami pungut dari panti asuhan. Jadi, mana mungkin dia seoarng pewaris keluarga Abimana?”
Semua kembali memandang jijik Alina. Mereka semua sepakat dengan Lucy, kalau Alina memang sedang membual.
“ Ternyata Wanita ini berasal dari panti asuhan? Kasihan sekali, mungkin dia merasa malu karena mendapatkan tekanan dari semua orang.”
“ Itu semua karena dia tidak sadar diri. Siapa dia sebenarnya, dan sedang berada dimana sekarang?”
“ Iya, sebenarnya bukan tidak boleh orang miskin masuk ketempat seperti ini, tapi harus sadar saja, bahwa disini barang yang dijual harganya jutaan sampai puluhan juta bahkan ratusan juta. Tentu tidak akn mampu Wanita miskin seperti dia untuk membelinya.”
Alina hanya terdiam. Percuma dia mengatakan siapa dirinya. Karena kebenarannya hanya akan dianggap lelucon oleh Lucy dan juga semua orang.
Sementara itu, Reno Bimantara yang sejak tadi terdiam pun mulai angkat bicara. “ Keamanan! Tolong usir perempuan ini. kehadirannya sungguh mengganggu penglihatanku dan juga kekasihku!”
Dua orang anggota Satpam pusat perbelanjaan pun datang dan langsung membungkuk memberi hormat pada Reno. Mereka berdua berjalan menghamiri Alina yang masih kebingungan dengan kejadian ini.
“ Maaf Nona, sebaiknya silahkan anda keluar dari sini, daripada anda membuat semua pengunjung lain merasa tidak nyaman,” ucapnya dengan nada masih sopan.
“ Tapi, pak, aku kesini benar – benar ingin membeli baju. Dan aku punya uang untuk membayarnya,” jawab Alina sedikit ketakutan. Ini kali pertamanya diam berhadapan dengan seorang keamanan.
Kedua keamanan pun terdiam sejenak. Memang sudah menjadi aturan perusahaan, siapapun yang punya uang boleh berbelanja ditempat itu. dan semua karyawan pusat perbelanjaan tidak boleh membeda – bedakan penampilan mereka.
“ Sudah, gak usah dengarkan dia. Mana mungkin si buluk ini punya uang puluhan juta untuk membeli baju disini. Bahkan aku tidak yakin kalu dia memegang uang seratus ribu saja.” Lucy kembali berkomentar. Dia sudah bersiap tadi dengan ponselnya untuk mengabadikan Alina saat diusir Satpam, tapi rencana gagal karena Alina dianggap kembali mengatakan omong kosong.
" Maaf Nona, tapi aturan perusahaan memang membenarkan seperti itu. Kami tidak bisa mengusir siap pun dari sini, selama orang itu memiliki uang untuk membeli barang – barang dari toko – toko yang ada di Pusat perbelanjaan ini,” jawab Satpam dengan begitu sopan, karena melihat ada Reno Bimantara disana.
“ Baiklah…baiklah, aku hargai peraturan tempat ini. Tapi, apakah kalian yakin kalau mantan pembantuku ini memiliki uang sebanyak itu?” Lucy tidak berani gegabah pada Satpam dipusat perbelanjaan itu, mengingat tempat itu milik Bima Corp.
“ Menarik juga,” gumam Reno sambil menatap Alina yang hanya terdiam. “ Sekarang, kamu tunjukan uangmu pada kedua Satpam ini. Atau kamu pergi dari sini kalau memang tidak memiliki uang.”
Alina terlihat kebingungan. Jujur saja dia memang tidak memiliki uang untuk membeli baju. Dia hanya memiliki sebuah katu yang diberikan oleh Mandy padanya. Dan mengatakan kalau kartu itu beguna untuknya saat membeli semua barang yang di inginkannya di Pusat Perbelanjaan Mountain Park. Dan untuk alasan itulah Alina pun meminta pada sopir pribadinya untuk membawa dia ke tempat tersebut.
“ Ayo cepat tunjukan Alina kalau kamu memang punya uang untuk membeli satu baju saja disini!” bentak Lucy sudah semakin tidak sabar untuk melihat Alina kembali dipermalukan.
Melihat Alina hanya terdiam, kedua Satpam itu pun langsung menghampiri dan kembali berkata. “ Maaf Nona, sepertinya memang benar apa yang dikatakan Nona ini, kalau anda benar – benar tidak memiliki uang untuk membeli barang disini. Jadi, untuk itu saya harap anda segera pergi sebelum kami betindak kasar.”
Mendengar perkataan Satpam itu, Alina pun mengeluarkan sebuah kartu dari dalam dompetnya, lalu menyerahkannya pada Satpam. " Aku memang tidak punya uang, tapi aku ingin berbelanja disini dengan menggunakan kartu ini."