Devika memutus sambungan telepon dengan perlahan, menyandarkan tubuhnya ke dinding di samping jendela. Ada rasa cemas yang terus menggelayuti pikirannya. Selama ini, Devika sudah terbiasa dengan sikap tertutup Davin. Putranya memang jarang bercerita tentang kehidupan pribadinya, apalagi soal hubungan dengan perempuan. Tapi hari ini berbeda. Ada sesuatu yang membuat Devika merasa perlu mengambil tindakan. Ia tak bisa lagi hanya mengamati dari jauh. Devika mengingat perubahan sikap Davin belakangan ini, yang lebih ceria dan perhatian. Senyuman yang kerap menghiasi wajahnya dan gerak-gerik yang lebih bersemangat tak lepas dari pengamatan Devika. Davin seperti menyimpan sesuatu yang penting, dan Devika ingin tahu apa itu. Terlebih ketika ia menduga hal itu ada hubungannya dengan Nana, perem