Chandra sudah duduk di salah satu meja di kantin kampus, menatap Davin yang masih saja fokus pada ponselnya. Dengan nada kesal, Chandra akhirnya berseru, “Kamu ini! Menarikku tiba-tiba, membawaku kesini, tapi malah sibuk sendiri. Apa yang ingin kamu bicarakan sebenarnya? Ya ampun, Davin!” Davin akhirnya menyimpan ponselnya di atas meja dan menatap Chandra dengan serius. “Aku cuma mau bilang satu hal, Chandra. Kamu nggak boleh dekat-dekat dengan Miss Nana lagi, kalau tidak, aku akan melaporkannya ke om Brata, ayahmu.” Chandra terperangah mendengar ancaman itu. "Apa? Kamu mengancamku, Davin?!" Davin hanya mengangguk, mempertegas ucapannya. "Sangat serius." Davin menatap Chandra dengan tatapan tajam dan berkata, “Aku tahu, Chandra, kalau kamu sudah dijodohkan oleh ayahmu. Jadi jangan mai