Nana mengambil ponselnya dengan tangan yang masih sedikit gemetar dan membuka layar untuk melihat pesan yang masuk. Begitu ia melihat pesan dari Davin, hatinya yang semula dipenuhi kesedihan mulai sedikit mereda. Ia membaca pesan itu perlahan: (Davin: Assalamualaikum mbak Nana, pacarku. Aku hanya ingin bilang jika aku sangat mencintaimu, jangan tanya mengapa karena aku juga tidak tahu. Intinya aku selalu bahagia jika dekat denganmu dan hidupku jadi makin b*******h. Jadi teruslah sehat, teruslah ada di sampingku. Jika mbak mau mencari orang tua mbak kapanpun aku siap membersamai. I love you, I miss you.) Senyum kecil mulai terukir di bibir Nana, rasa hangat yang sudah lama hilang kembali memenuhi hatinya. Pesan dari Davin bukan hanya menghiburnya, tetapi juga mengingatkannya bahwa ada se