"Halo, Assalamualaikum, Davin?" Suara Nana terdengar serak karena baru bangun, namun ada sedikit senyum yang menghiasi wajahnya. Meskipun matanya masih setengah tertutup, hatinya terasa sedikit lebih ringan mengetahui ada telepon dari Davin di pagi hari. Dari seberang telepon, Davin menjawab, "Waalaikumsalam, Mbak Nana. Gimana kabar pagi ini? Semalam mimpi apa?" suaranya terdengar ceria, seolah-olah hari baru saja dimulai dengan penuh semangat. Nana menjawab dengan lembut, "Nggak mimpi apa-apa, Davin. Tidurku nyenyak, mungkin karena terlalu lelah." Namun, Davin malah tertawa kecil sebelum berkata, "Kalau aku beda, Mbak. Semalam aku mimpi kita menikah. Dan itu adalah mimpi terindah yang pernah aku alami." Nana terdiam sejenak, tersipu dengan pernyataan Davin. Senyumnya semakin lebar dan