“Jadi, kamu udah bilang ke teman-temanmu kalau udah nikah?” Inara ingin meyakinkan pendengaran dan pemahamannya tentang cerita Syabil saat akan pulang selepas rapat tadi. “Bukan udah bilang, Na. Tapi, kesempatan ngomongnya baru sekarang. Ya, masa aku mau koar-koar kalau nggak ada yang nanya?” Inara menggaruk kepla yang tidak gatal. Ia tersenyum canggung seraya memperlihatkan deretan gigi putihnya. “Aku tadi juga udah cerita ke teman-teman di KOPMA tentang pernikahan kita.” Inara merapikan rambutnya. Ia menggulung rambut panjangnya, kemudian mengikatnya dengan model messy high up bun. Gulungan rambutnya sedikit di atas telinga. “Oh, ya?” Syabil berbinar. Pandangannya jatuh pada bagian leher Inara saat sang istri bergerak membelakanginya. Anak rambut yang tersisa itu, membuat dirinya ge