Sebuah pernyataan cinta yang tidak pernah Inara duga akan didapatkannya dari seorang Syabil. Gadis itu hanya memandang heran pemuda yang masih menatapnya lekat. Inara lalu tertawa canggung. “Kamu kebawa perasaan, ya?” “Maksudnya?” tanya Syabil bingung. Pernyataan cinta darinya ternyata tidak mendapat respon sesuai ekspektasi. “Ya, pernyataan cinta tadi. Muncul karena status kita, ‘kan?” “Oh, tentu bukan.” “Bukan?” Inara menautkan kedua alis matanya. “Oke. Jadi gini.” Syabil menarik napas panjang. Ia sudah siap dengan reaksi terburuk dari Inara. Syabil mendekat. Tangannya meraih jemari Inara. Gadis di hadapannya itu tersentak. Syabil memegang erat tangan sang istri. “Aku menerima pernikahan ini bukan semata untuk menyelamatkan keluargamu atau pun permintaan Papa. Tapi, karena aku s