Bertengkar

1285 Kata
Al mencium pipi istrinya sebelum wanita itu masuk ke dalam sebuah taxi online, secara tiba-tiba, Gista, sahabat Celine yang berkuliah di Jerman berkabar bahwa ia sudah tiba di Indonesia. Buru-buru Celine mandi lalu bersiap-siap menuju apartement Gista yang letaknya cukup jauh dari rumahnya. Awalnya Al memaksa agar Celine mau di antar, namun dengan tegas Celine menolak, katanya ia akan lama di tempat Gista dan ia tidak ingin melihat suaminya itu badmood akibat terlalu lama menunggu. Setelah mobil yang di tumpangi oleh Celine menghilang dari pandangan Al, pria itu akhirnya masuk, tidak tahu harus apa di hari minggu kosong seperti itu akhirnya Al mengetuk pintu kamar milik Cena, akan seru jika mengajak gadis itu menonton film horror di cuaca yang mendung seperti itu, genre film kesukaan mereka sama, jadi setiap kali menonton film horror maka akan sangat seru jika Cena hadir.                 Celine jadi bosan sendiri di rumah ketika Gista sudah pulang, sebenarnya Gista akan kembali lagi untuk menginap karena besok ia akan ke Bandung karena jarak rumah Celine ke Bandung lebih dekat. Tetapi tetap saja sepi, Celine tidak suka kesepian. Melihat keadaan rumahnya begitu berantakan, Celine jadi berinisiatif untuk bersih-bersih. Ia mulai mengambil vacum cleaner yang lalu membersihkan sudut demi sudut di dalam rumahnya. Tidak mudah bagi Celine yang sama sekali sangat jarang memegang benda itu,namun ia ingin mencoba karena ia sedang bosan. Celine mendorong Vacum Cleaner nya masuk ke dalam kamar milik adiknya, kamar Cena bisa dibilang cukup rapih, barang-barang nya tertata rapih di atas meja, tidak ada yang berhamburan kecuali baju di ranjang yang mungkin Cena tidak sempat masukan ke lemari sebelum berangkat kuliah. Celine melihat beberapa pakaian baru milik Cena, gadis itu akhir-akhir ini sering membeli baju yang terbuka, Celine jadi berpikir apakah gadis itu sudah punya pacar?  Celine sendiri tidak masalah jika mengenai gaya busana Cena yang tiba-tiba berubah, entah menjadi terbuka atau tertutup yang jelas adiknya senang, tidak ada masalah.                 Bel rumah berbunyi, Celine buru-buru keluar dari kamar Cena untuk mengecek apakah yang datang adalah Gista atau bukan, namun tebakannya benar yang datang adalah Gista, sahabatnya yang telah bermetamorfosa menjadi model. Ia sangat cantik, bahkan ia telah mengalahkan kecantikan Celine yang bahkan dulu tidak bisa Gista samai. Semua hanya tentang uang, maka semuanya bisa berubah. Setelah menyimpan barang-barangnya di kamar, Gista menyusul Celine yang sedang duduk manis di depan televisi, wanita itu nampak menikmati acara gosip di depan matanya.                 “Lo nontonin gosip-gosip orang cerai?” Tanya Gista sembari duduk di dekat Celine. Celine mengangguk tanpa menatap Gista, matanya fokus pada televisi. “Heran aja sih, kenapa musti selingkuh, lo tau kan Dena udah cakep banget kenapa Theo masih selingkuh sama Jasmine? Yakali… Dena lebih cakep, kenapa sih cowok-cowok tuh gak ada puasnya? Kesel gue tuh ngeliat mereka. Dikiranya cewek tuh mainan kali.”                 “Tapi tuh lu denger, pengakuan cowo nya, dia selingkuh karena Dena sibuk banget sama dunianya sendiri. Kerja terus sampai lupa anak sama suami. Lagian kan cewe kalau kerja harusnya udah berani ambil risiko capek dua kali. Kerja, dan ngurus keluarga.” Balas Gista. Celine mengangguk lalu tersenyum. “Makanya Gis, gua lebih milih buat di rumah aja, nunggu mas Al pulang kerja di banding gua ikut kerja, jadinya sama-sama capek dan bakal kurang perhatian. Gua takut, kalau gua kerja, dan gua sama mas Al sama-sama capek, one of us bakal bosan dan… terjadi hal-hal kayak selingkuh yang paling gua hindari.” Jawab Celine.                 “Bener, lo ngambil langkah yang tepat Ar, gak semua cewek mau ngalah kayak lo. Yang berkarir Cuma suami doang. Biasanya seumuran kayak kita nih, lagi hype-hype nya buat berkarir, gak ada yang mau ngalah.”                 “Semoga keputusan gua tepat ya Gis.”                 “Pasti. Anything you do for your family. Adalah pilihan yang baik, tenang aja. Lagian laki lo juga keliatan bucin banget kok. Mustahil manusia kayak dia bakal selingkuh. Gua jamin.” Mendengar ucapan sahabatnya barusan berhasil membuat Celine semakin percaya bahwa suaminya itu akan tetap setia kepadanya walau banyak perempuan yang jauh lebih cantik di banding dirinya di luar sana. Kehadiran Gista menjadi titik nyaman untuk Celine, untuk hari itu ia tidak merasa kesepian hingga adik dan suaminya datang. Cena pulang lebih awal di banding Al, selisihnya Cuma beberapa menit hingga Celine agak sedikit menceramahi Cena.                 “Kamu kenapa gak bareng mas aja sih dek?” Celine berdiri di depan pintu kamar adiknya, sembari berdecak pinggang.                 “Ya kan adek mana tau mbak kalau mas udah mau pulang juga. Gak boleh marah-marah ih, gak malu apa sama mbak Gista.” Celine menggeleng kemudian beranjak dari kamar adiknya, Gista sedang beristirahat, suaminya sedang mandi dan Celine sedang memesan makanan untuk makan malam mereka semua. Setengah jam kemudian Al turun menemui istrinya, ia datang memeluk Celine dari belakang sembari mencium leher wanita nya itu.                 “Kangen…” Desis nya, ia menenggelamkan kepalanya di leher sang istri, berusaha menghriup wangi istrinya dalam-dalam.                 “Mas.. ih nanti di liat sama Gistaa, malu tau.”                 “Gapapa, biar Gista tau, gimana sayang nya aku sama sahabatnya ini.” Ucap Al sembari terus menganggu istrinya itu. gelak tawa mereka bahkan terdengar hingga kamar yang di tempati Gista. Gista tersenyum dan sembari berkata dalam hati bahwa ia iri, karena Celine telah menemukan cinta sejatinya.                 Setelah makan malam, mereka berempat berbincang sedikit kemudian beristirahat. Besok subuh, Gista akan berangkat ke bandung, jadi Gista memilih untuk beristirahat lebih cepat. Sementara Cena juga sama, ia mengatakan bahwa ia sedang banyak tugas dan harus fokus. Malam itu Celine juga tidur tidak lama setelah ia naik ke kamarnya, sementara Al ia masih sibuk berkutat dengan dokumen-dokumen di hadapannya.                 Malam semakin larut, Al merasa haus, namun ketika ia melirik ke nakas di samping istrinya ia tidak melihat segelas air pun untuk ia minum. Mau tidak mau ia harus turun ke bawah untuk mengambil air untuk ia minum, dari ujung tangga atas Al bisa melihat bahwa di bawah sedang ada siluet lampu yang menyala kemudian di matikan, ia buru-buru ke bawah ingin tahu siapa orang itu. dari kejauhan Al bisa melihat sosok wanita dengan gaun tipis yang menunjukan punggung nya yang indah, Al diam di tempatnya selama beberapa saat kemudian mendekati wanita itu, ia tidak tahu apakah wanita itu adalah Cena, atau Gista karena Cena dan Gista memiliki tinggi dan postur tubuh yang hampir sama. Dari belakang Al ingin menegurnya namun, ia seakan terhipnotis dengan keindahan tubuh wanita di hadapannya, tanpa pikir panjang ia langsung memeluk wanita itu dari belakang, menghirup wangi di belakang telinga wanita itu.                 “Mas…” Desis wanita itu dengan lembut, bahkan dari suaranya saja Al tidak bisa tahu siapa wanita itu.                 “Sekali aja…” Bisik Al di telinga wanita itu.                 “Tapi tutup mata kamu mas.” Ucap wanita itu dengan lembut, Al berusaha mengenali suara nya, namun wanita itu seakan tidak mengizinkan Al untuk tahu siapa dirinya. Baru saja Al ingin melihat siapa wanita itu, ia sudah di minta untuk menutup mata. Lalu wanita itu dengan sigap menutup mata Al dengan sebuah penutup mata untuk tidur, lalu Al di tarik ke sebuah tempat dengan mata yang tertutup. Hal pertama yang Al rasakan ketika ia merasa di dorong oleh wanita itu adalah, kasur yang empuk, entah kasur milik siapa, entah Gista atau Cena, Al tidak tahu yang jelas saat ini ia sedang berada di atas awan, menikmati permainan wanita itu.                 “Siapa kamu?” Tanya Al di tengah-tengah apa yang mereka lakukan, wanita itu dengan sigap membuka penutup mata Al, lalu menyalakan lampu dalam sekejap. Al langsung terdiam ketika melihat siapa yang ada di depannya, ia tidak percaya dengan apa yang mereka berdua lakukan.                 “You said once, but I’ll give you everytime you want. Sstt. Ini rahasia kita berdua ya Mas.” Bisik wanita itu, tepat di telinga Al.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN