sppologize

834 Kata
“Kenapa? Kan gak harus izin sama kamu.” Balas Cena. “Iyaa emang, tapi kata ibu lo jangan keluyuran soal nya kemaren, ada anak temen ibu yang lihat lo di sini, kalau gak penting – penting amat gak usah kemana – mana, soalnya ibu juga udah terlanjur bilang ke orang – orang kalau lo pindah dinas ke Surabaya.” Jelas Celine, Cena hanya diam seribu bahasa, tidak menanggapi ucapan Celine barusan. ***** “What’s wrong?” Tanya Kirana saat memasuki ruang kerja Cena. Wanita yang sedang duduk di kursi kerjanya sembari menatap ramainya hiruk piruk kota di siang itu seketika langsung menengok ke arah perempuan yang baru saja masuk ke dalam ruang kerjanya, Cena menyimpan segelas wine di tangannya, kemudian beranjak dari tempat duduknya, menyusul Kirana yang sudah duduk di kursi tamu. “Nothing.” Balas Cena. “I know you lie, gimana sama produk barunya? Lancar?” Tanya Kirana. Cena mengangguk, Kirana adalah sepupu sekaligus partner bisnis Cena, mereka berdua lahir di tahun yang sama, bersekolah di sekolah yang sama sejak PAUD hingga SMA, bedanya Kirana melanjutkan kuliahnya di Indonesia sementara Cena melanjutkan kuliahnya di luar. “Seperti biasa, sudah kerja sama juga sama beberapa artis dan selebgram yang sekarang lagi naik daun, hari pertama habis sepuluh ribu kemasan, hari kedua lebih parah, sampai orang produksi ngeluh minta mesin baru.” Sambung Cena. Kirana mengangguk, ia sudah hapal bagaimana Cena jika memulai bisnis baru, pasti akan selalu ramai dan berhasil, keahliannya dalam bidang marketing membuat semuanya menjadi lancar, tanpa terkecuali. “Kapan mau punya anak?” Tanya Kirana, pertanyaan biasa yang bahkan hampir setiap hari Cena dengar dari gadis itu, Cena tersenyum sinis lalu mengambil sepong cokelat di atas meja di hadapannya, lalu di masukan ke dalam mulut. Pertanyaan konyol itu terdengar lagi di telinganya. “Nanti, kalau gua sama Rio udah nikah.” Balas Cena. Rio, Rio Susanto, kekasih enam tahun Cena, mereka sudah menjalin hubungan sejak mereka masih duduk di bangku perkuliahan, namun hubungan mereka kandas begitu saja sebab orang tua Cena tidak menginginkan Rio sebagai menantu mereka, alasannya sederhana karena Rio bukan dari kalangan yang sama dengan dengan mereka dan juga Raja dan Cena sudah di jodohkan sejak kecil. “Gila lo ya, Raja mau lo kemanain? Mubadzir banget.” Balas Kirana. Cena tersenyum sinis “Mau gua ceraiin. Lagian kenapa kasihan banget sama dia? He’s rich, dia bisa cari perempuan mana pun yang dia mau, tentu kecuali gua, buat dia tidurin. Gak usah berlebihan lah, lagian gua sama dia nikah bukan karena suka sama suka, siapa suruh dia setuju buat di jodohin sama gua, kalau aja waktu itu dia nolak mungkin sekarang gua udah gendong anak dari Rio.” Balas Cena, ia masih kesal dengan Raja di beberapa tahun yang lalu tepat di tahun pernikahan mereka, perjodohan itu bisa batal andai saja Raja tidak menjadi orang yang terlalu penurut, dan akibat dari Raja, Cena jadi tidak bisa bersama Rio karena mau tidak mau, mereka harus menikah atas kesepakatan orang tua mereka di masa lalu. “Emang gila, lo mau sampai kapan kayak gini? Lo gak bisa apa nerima suami lo apa adanya? Lagian lo mau sampai mati juga gak akan bisa sama Rio, gimana kerasnya bokap lo, lo mau apa hidup gelandangan di luar sana cuma karena pertahanin Rio? b***h, open your eyes. Suami lo berlian dan your boyf- ahh udahlah, bukan tandingannya Raja.” Kirana menyandarkan tubuhnya di kursi, memberi wejangan kepada Cena berharap dari sekian ribu wejangan yang telah ia berikan kepada wanita itu bisa membuahkan hasil. Kalau kalian pikir, Rio adalah pria baik-baik, jawabannya TIDAK. Dua kali terjerat kasus narkoba, pengangguran, hidup seperti benalu, dan selalu meminta belas kasihan dari Cena. Dan Kirana semakin bingung, di mana letak menarik dari sosok Rio? Wajah nya juga tidak terlalu tampan, satu-satu nya yang menarik dari Rio adalah, lesung pipi nya, hanya itu, selebihnya hanya Cena yang tahu. “Someday… gua bakal ceraiin Raja, dan nikah sama Rio. And happily ever after. Gua gak akan bergantung lagi sama bokap, dan… gua bakal hidup tenang.” Jawab Cena dengan senyum mengembang di wajah nya, Kirana hanya bisa menggeleng pelan, rasanya ia ingin menyadarkan Cena betapa salah nya pilihannya itu. “Terserah lah, tapi someday, if he’s changes. Lo jangan datang ke gua buat ngeluh, manusia punya batas sabarnya, dan Raja adalah manusia, selagi dia masih peduli dan masih welcome sama lo, silahkan di manfaatkan sebaik mungkin. Lo… ngerti kan maksud gua apa?” Ucapan Kirana barusan mampu membuat Cena bungkam, entah kenapa ia tiba-tiba tidak tahu harus menjawab ucapan Kirana barusan, padahal Cena juga tidak peduli mau Raja berubah atau tidak, selagi Rio masih ada, ia masih bisa bertahan. “Yaaa yaaa whaterver, gua gak peduli, dan gak mau peduli. Anything he want to do.” Balas Cena. ***** Gerbang rumah Raja dan Cena terbuka, secara bersamaan mereka datang dari arah yang berlawanan, seperti biasa, Raja mengalah ia membiarkan mobil Cena masuk duluan, sudah pukul sebelas malam dan wanita itu
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN