Sungguh sendu sore menjelang malam itu. Wajah Mbok Min dan Bu Sari terlihat sangat murung. Mereka berdua duduk termangu di depan televisi yang tidak dinyalakan. Merenungi nasib selanjutnya. Apakah mereka berdua akan dipinta tetap bertahan di rumah itu, atau sebaliknya? Dipecat secara tidak hormat oleh sang pemilik rumah. "Pasrah, Min. Semoga Bu Hanin nggak gegabah. Sekarang susah cari pembantu loyal kayak kita. Nggak gampang cari pembantu. Dia pasti mikir seribu kali untuk memecat kita. Tapi kalo memang dia nggak ingin kita kerja lagi yo wess..., cari tempat lain. Hidup dibuat mudah saja. Kayak Nayra, kalo nggak suka dia ya jauh, kalo suka yo deket. Meski pernah ditabrak, dicaci Guntur, dia nggak dendam. Aku yakin, dia juga nggak dendam sama Bu Hanin. Jual jamu yo jalan waeee..., disuruh