Tekad untuk menemukan

1050 Kata
Ternyata yang menepuk bahu Tri adalah suaminya, pria dengan rambut berwarna perak itu tersenyum. "Ibu di sini lagi ngapain kok pakai bisik-bisik segala di HP?" Tanya suaminya. "Ngak ngapa-ngapain sih Pak cuma lagi ngomong sama Risma," sahut Ibu Tri. "Tapi kenapa mesti bisik-bisik apa ada rahasia?" tanya suaminya lagi. "Ngak ada rahasia Pak." Wajah Ibu Tri berubah serius tampak merenggut dia menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan kasar. "Kenapa lagi?" suaminya mengerti Kalau seperti itu biasanya Ibu Tri sedang kesal. "Kita gagal dapat mantu." ujar Ibu Tri terlihat kesal. "Kok gagal dapat mantu?" tanya suaminya "Perempuan yang dikenalkan oleh Risma ternyata tidak sesuai harapan," sahut Ibu Tri. "Tidak sesuai harapan bagaimana?" tanya suaminya lagi. "Pokoknya ya ngak sesuai," jawab Ibu Tri dengan kesal dan suaminya tak ingin mendesak lagi dengan pertanyaan lainnya. Mereka berdua diam cukup lama tapi kemudian suaminya melihat Ibu Tri tersenyum sendiri. "Kok senyum-senyum sendiri sih Bu?" tanya suaminya heran. "Tidak ada apa-apa," sahut Ibu Tri sambil manggut-manggut seperti sedang berpikir sesuatu. "Ibu harus bisa menemukan perempuan itu," gumam ibu Tri dan suaminya mendengar hal itu menjadi bertambah heran. "Perempuan siapa Bu?" tanya suaminya. "Perempuan yang bisa bikin anakku tersenyum," sahut Ibu Tri. "Memang ada perempuan yang bisa bikin anakmu tersenyum?" tanya suaminya. "Ada, buktinya tadi siang dia tersenyum dengan seorang perempuan cantik," kata Ibu Tri. "Apa perempuan yang kencan buta dengan Rama tadi?" tanya suaminya lagi. "Bukan tapi ini perempuan lain," jawab Ibu Tri. "Memang ibu kenal siapa perempuan itu?" tanya suaminya. Ibu Tri melirik tajam pada suaminya, "Bagaimana sih Bapak ini, kalau aku kenal nggak mungkin aku akan cari tahu." "Oh begitu,"sahut suaminya. "Kalau ibu sampai bisa menemukan perempuan itu, ibu akan pastikan dia bakal jadi calon menantu kesayangan ibu," kata Ibu Tri penuh dengan tekad. "Kalau tidak ketemu Bagaimana Bu?" tanya suaminya. "Harus ketemu pak, bagaimana sih memang Bapak nggak mau punya menantu?" jawab Putri dengan sewot. "Memang ibu mau cari ke mana?" tanya suaminya. "Pasti bisa ketemu, feeling Ibu kuat," jawab Ibu Tri sambil memandang suaminya dengan serius. Suaminya hanya bisa geleng-geleng kepala jika bicara soal feeling, sebagai mantan detektif dan dokter forensik Ibu Tri memang jagonya kalau sudah mencari sesuatu. @@@ hari Minggu Elsa mengantar Frans untuk bertemu dengan teman-temannya,. setelah itu Elsa bermaksud untuk mencari kue pesanan dari Frans dan juga Ibu Sumi. "Daddy yakin tidak mau dijemput?" tanya Elsa. "Tidak usah Sa, nanti Daddy minta antar sama temannya saja kalau mau pulang," sahut Frans. "Baiklah kalau begitu, Elsa pergi dulu Daddy," kata Elsa pamit kemudian dia pun pergi mengendarai mobil milik Frans. Memang untuk sementara waktu Elsa harus menggunakan mobil Frans karena dia belum punya kendaraan sendiri saat ini. Dia pergi menuju toko kue favorit yang biasa ia datangi. Elsa mengambil beberapa macam kue kesukaan Frans dan juga pesanan ibu Sumi. Saat Elsa memilih kue disampingnya berdiri seorang wanita yang tampak lebih tua dari Ibu Sumi sedang berbicara ditelepon sambil memilih kue juga. "Dengar ya jeng, kamu ngak bakal rugi dapat anak saya, dia itu tinggi ganteng gelar pendidikannya juga banyak soal pekerjaan dia itu sangat sukses, apalagi dia itu sudah punya rumah sendiri dan tabungannya juga banyak." kata wanita tua itu sambil memperhatikan kue yang ada di etalase. Sementara Elsa dengan sabar menunggu agar wanita tua itu berlalu karena dia ingin memilih kue yang ada tepat di depan wanita tua itu. "Eh siapa bilang....anak saya umurnya memang mau 40 tahun....tapi bukan berarti dia cowok yang tidak laku....dia itu hanya memilih wanita yang tepat saja untuk mendampinginya," bantah wanita paruh baya masih tetap berdiri di depan etalase kue tanpa ada maksud untuk bergerak. "Heh... kan baru mau kenalan sama anak jeng.... kalau cocok lanjut kalau ngak cocok saya cari yang lain," kata wanita itu lagi tanpa menyadari keberadaan Elsa. Gadis itu tanpa sadar ikut mendengarkan pembicaraan itu, dia tersenyum sepertinya Ibu ini bertekad mencarikan jodoh untuk anaknya. wanita paruh baya itu terus bicara tapi kemudian dia menyadari kehadiran seseorang yang berdiri di sampingnya, dia melihat pada Elsa yang sedang menunggu sabar dengan ekspresi terkejut. Elsa yang juga melihat pada wanita itu kemudian tersenyum dan dibalas oleh wanita tua itu. "Jeng.. jeng.. dengar ya, saya juga ngak mau memaksa buat kenalin anak situ sama anak saya dan lagian daftar antre buat jadi calon istri anak saya itu masih panjang," kata wanita itu tersenyum memperhatikan wajah Elsa. "Buktinya sudah ada satu di depan saya, gadis cantik tinggi, putih yang juga bakal jadi calon ideal buat anak saya," kata wanita tua itu sambil menutup teleponnya. Wanita itu terus memandangi Elsa, gadis itu yang merasa di pandangi mulai sedikit risi dan malu. "Wah calon mantu ibu akhirnya ketemu juga," kata wanita itu sambil menyentuh pipi Elsa. Mendengar itu membuat Elsa terkejut, "Maaf Ibu pasti keliru." "Tidak, tidak ibu tidak keliru," sahut ibu itu terdengar senang. "Ibu boleh tanya-tanya ngak?" tanya wanita itu pada Elsa. "Tanya apa Bu?" sahut Elsa sedikit heran "Sudah menikah belum?" tanya wanita itu dan Elsa cuma bisa menggeleng. "Sudah punya pacar belum?" tanya wanita itu lagi dan sekali lagi Elsa menggeleng. "Mau saya kenalin sama anak saya tidak?" tanya wanita tua itu dan Elsa kembali menggeleng. "Tidak Bu," jawab Elsa. "Kenapa tidak mau?" tanya wanita itu. "Saya... " Elsa terlihat ragu untuk menjawab. "Kamu ngak bakal rugi kenalan sama anak saya dia itu tinggi, ganteng dan juga punya pekerjaan yang sukses bisa dibilang sangat mapan..." ketika wanita itu ingin melanjutkan bicaranya ponselnya kembali berbunyi. Wanita itu terlihat sibuk menjawab panggilan dari gawai miliknya itu. "Cah ganteng, kamu pasti tidak percaya ibu sudah ketemu calon mantu Ibu," kata wanita, Mendengar perkataan itu Elsa menjadi terkejut dan langsung segera bergegas menuju ke kasir, dengan rasa takut hingga tidak jadi memilih kue yang dia inginkan dan langsung membayar semua kue yang ada di nampan saja kemudian dia pergi keluar toko itu dengan cepat. Sementara wanita itu sudah selesai berbicara dengan lawan bicara di hp miliknya, dia langsung mencari Elsa dan tak melihat lagi sosok gadis itu. "Kok ngak ada? Ke mana dia?" wanita itu melihat sekeliling toko kue itu. "Gagal deh dapat calon mantu lagi," keluh wanita itu menarik napas kesal. "Mana lupa tanya nama sama alamat rumahnya," wanita itu bergumam sendiri. "Tapi feeling aku ngak pernah salah, kita bakal ketemu lagi nanti," batin wanita itu. "Wah hilal semakin terlihat dekat, aku bakal segera mengelar acara pernikahan buat anak aku si cah ganteng,"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN