17. Bulan Madu

1127 Kata

Happy reading! “Loh, kamu sudah balik?” tanyaku, mendapati Jemima sedang duduk di ruang tamu. Jemima tadi kuminta untuk mengantar ayahnya pulang, setelah prosesi akad pernikahan kami dua jam yang lalu. Jemima datang bersama ayahnya dengan dijemput oleh sopirku. Pun tadi pulangnya, kupinta sopirku untuk mengantar mereka lagi. “Barusan aja, Pak,” jawab Jemima. Aku menyebelahi duduk gadis ini dan memandangi wajahnya yang sendu. Manik Jemima sembab, gadis ini memang sejak prosesi akad berlangsung terus saja menangis. “Kamu kenapa kelihatan tidak bahagia? Bukannya ini yang kamu mau?” tanyaku. “Iya sih, Pak. Memang ini yang saya mau, tapi kan tetep aja saya sedih. Ini kan hari penting saya, harusnya saya menikah dengan orang yang saya cinta dan mencintai saya. Bukan malah menikah karena u

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN