Pilihan Angelina

2090 Kata
{Kecewa itu sederhana... Cukup dengan menoleh pada masa lalu, dan kemudian sesak itu kembali nyata mendera. Di saat itu hati dipaksa untuk kuat pada kondisi yang tidak intensif. Semangat dipaksa untuk luluh. Nurani terbelenggu, tersesat yang terasa semakin nyata. Aku kalah dan aku akui aku lemah. Entah karena aku bodoh atau semesta yang terlalu pandai bermain dengan jalan hidupku.} Dairy Angelina lembar ke dua. *** Beberapa hari berlalu. Lebih dari dua Minggu Angelina tidak bisa pulang ke rumah orang tuanya, meskipun kemarin ibu dan ayahnya mengatakan jika Daniel dan keempat keponakannya sedang berada di rumah kediaman Fabian, tapi lebab di lengan dan bahunya tentu saja membuat Angelina berpikir berkali-kali untuk menampakan diri di depan orang tuannya. Iya, sejak kembali ke Indonesia dan memutuskan menerima tawaran kerja dari Zain Herlambang, ayah Sky di salah satu rumah sakit terbesar milik keluarga billionaire itu, sekaligus besan dari kedua orang tua Angelina, Angelina memang sudah memutuskan untuk tinggal sendiri di salah satu unit apartemen milik orang tuanya. Tujuannya, selain untuk memulai hidup mandiri, sebenarnya tinggal di apartemen adalah permintaan Sky yang memang tidak bisa Angelina abaikan, mengingat kegilaan Sky memang separah itu terhadapnya. Sky awalnya meminta Angelina untuk tinggal di salah satu unit apartemen mewah milik keluarganya, tapi saat itu Angelina justru menolaknya dan memutuskan untuk tinggal di apartemen milik orang tuanya sendiri. Apartemen yang sebelumnya juga ditempati Daniel semasa lajangnya. Tentu Angelina akan berpikir berkali-kali untuk menerima tawaran Sky untuk tinggal di apartemen laki-laki itu, mengingat Sky yang terlalu mengintimidasi Angelina untuk tidak bersosialisasi dengan siapapun, bahkan Sky menegaskan jika Angelina tidak boleh dekat dengan siapapun selama berada di rumah sakit, atau risikonya akan sangat fatal, maka Angelina tetap menuruti keinginan Sky agar dia tinggal di apartemen, tapi bukan di apartemen yang sudah Sky siapkan untuknya. Meskipun kedua orang tua Angelina tidak merasa keberatan jika Angelina memilih tawaran untuk tinggal di unit apartemen milik besannya atau milik keluarga Amora, nyatanya Angelina yang menolak itu dengan alasan tertentu yang tidak bisa Angelina utarakan di hadapan kedua orang tuanya. Sky terlalu menguasai gerak langkah, bahkan membatasi pergaulan Angelina. Dengan siapa Angelina dekat, dan dengan siapa saja Angelina boleh berinteraksi, dan sungguh kali ini Angelina benar-benar merasa sangat tertekan lahir dan batin. Sebenarnya Angelina bisa saja menutupi semua itu dengan pakaian tebal, tapi justru itu akan terlihat semakin lucu jika tiba-tiba Angelina memilih berpakaian formal dan tertutup ketika sedang berada di tengah keluarganya, karena itu benar-benar jauh dari kategori cara berpakaian Angelina sendiri. Meski usianya sudah tidak lagi muda, dua puluh enam tahun, nyatanya Angelina masih tampil fresh dengan gaun sedikit terbuka atau modern, dalam artian tidak yang selalu menggunakan kemeja , blazer atau jaket sepanjang hari. Namun hari ini dia akhirnya memutuskan pulang setelah Daniel, kakak tertuanya mengatakan akan menemuinya di rumah sakit, atau akan menyusul Angelina sampai ke unit nya, jika Angelina tidak kunjung pulang setelah tiga hari Daniel dan keluarga kecilnya menginap di rumah orang tua mereka. "Hallo. Aunty coming!" Sapa Angelina dengan suara ceria dan nyaring ketika masuk di pintu utama rumah orang tuanya dan langsung melihat kegaduhan yang di ciptakan ketiga keponakan perempuannya yang sedang sangat aktif itu di ruang tengah, sementara Luci, juga Amora juga sedang duduk bersantai sambil mengawasi ke tiga bocah lima tahun itu, dan anak Daniel yang laki-laki baru berusia enam bulan dan baru bisa duduk di kereta dorongannya. "Aunty,,,,!" Seru ketiga bocah cantik miniatur Amora dan Daniel itu yang langsung menoleh ke arah sumber suara dan langsung berhambur ke pintu ruang utama rumah besar itu, berebut pelukan dari wanita yang sedari kemarin mereka tanyakan dan hanya menyapanya melalui panggilan video. Angelina berjongkok kemudian melepas barang bawaannya saat menerima tubuh kecil ketiga bocah cantik itu, dan kompak ketiganya langsung menyerbu Angelina dengan ciuman yang bertubi-tubi di pipi kiri dan kanan wanita itu. "Oh, sayangnya Aunty. Aunty sangat merindukan kalian!" Seru Angelina dengan intonasi suara yang terdengar sangat ceria, dan ketiga bocah itu semakin ingin naik di tubuh Angelina untuk meminta di gendong. "Jenny juga rindu sama Aunty." "Kris juga Aunty!" "Carla juga Aunty!" Ketiga bocah itu justru tidak ingin kalah dengan terus berebut jika mereka juga merindukan Angelina, saudara termuda dari ayah mereka. Wanita cantik dengan iris keabuan yang begitu menawan. Sama seperti Angelina, Kristine, Jennifer dan Caroline, juga memiliki iris mata yang sama , keabuan, mengikuti garis keturunan ayah mereka, Daniel Fabiano. "Oh. Manis sekali. Aunty jadi berbunga-bunga karena senang!" Seru Angelina yang memang langsung terlihat merah di pipinya, dan bersamaan dengan itu Luci juga bangkit dari duduknya, berjalan menuju arah berdiri putrinya untuk membantu menurunkan satu cucunya di belakang punggung Angelina. "Ayo kita ke sofa dulu. Aunty bawa pizza, dan eskrim kesukaan kalian!" Seru Angelina dan baru setelahnya Luci benar-benar mengambil alih satu cucunya untuk meringankan gendongan Angelina karena ketiga bocah cantik itu sama-sama menggendoli Angelina. "Mommy. Bagaimana flu Mommy. Apa sudah lebih baik?" Sapa Angelina dan Luci hanya mengangguk. Iya Minggu lalu Luci memang mendadak flu, tapi semua sudah lebih baik sejak keempat cucunya datang dan menginap, meskipun yang Luci butuhkan tetap hanya David. "Iya. Mommy sudah lebih baik." Jawab Luci saat mengikuti langkah Angelina yang memilih duduk di atas karpet bulu kucing di mana ketiga cucunya sebelumnya bermain dan membuat kekacauan. "Bagaimana dengan pekerjaanmu? Apa semua baik-baik saja?" Tanya Luci setelahnya tapi Angelina hanya terdengar menghela nafas dalam diam kemudian menghembuskannya dengan sangat kasar, karena rumah sakit memang tidak pernah terasa baik-baik saja, mengingat Angelina yang memang setiap hari harus menghadapi satu pasien dengan keluhan yang berbeda-beda. "Ya begitulah Mommy. Enji tidak pernah merasa lebih baik dari ketika Enji tinggal di rumah Mommy, dan menjadi putri kesayangan Mommy. Dan entah kenapa Enji mendadak merindukan momen-momen saat itu, saat Enji masih kecil dan menjadi kesayangan Mommy dan Daddy. Tanpa beban dan hanya tau cara menerima kebahagiaan saja." Jawab Angelina dengan sedikit nada sindiran untuk dirinya sendiri, akan tetapi Luci justru tersenyum menanggapi pernyataan putrinya. Luci juga langsung membelai wajah putih Angelina. "Yah, tapi mau bagaimana lagi. Ini adalah keputusan Enji untuk menjadi dokter, dan inilah konsekuensinya. Jadi mau tidak mau Enji memang harus menikmati peran Enji saat ini, Mommy!" Sambung Angelina dan Luci langsung mengangguk dengan segala kebanggaan atas putrinya. Benar apa yang Angelina katakan. Angelina yang memutuskan ke mana dia harus membawa dirinya sendiri. Dia yang memutuskan ingin menjadi dokter, hanya karena misinya untuk menyelamatkan sejuta jiwa, dan cita-cita itu sudah dia dambakan sejak Teo Mervino, kakek kesayangannya di diagnosa mengidap penyakit kanker otak stadium akhir, lima belas tahun yang lalu, dan seharusnya hari ini Angelina tidak boleh mengeluh dengan semua itu, tapi menikmatinya. Menikmati hasil belajarnya jika dia benar-benar bisa membantu jiwa seseorang melawan rasa sakitnya, terlebih lagi bisa membantunya sembuh dari penyakit itu. Bukan. Bukan itu yang sebenarnya Angelina sesali, tapi dia hanya menyesali dirinya sendiri. Dia bisa membantu seseorang melawan rasa sakitnya, dan memberikan penawar dari rasa itu, akan tetapi dia sendiri tidak bisa melawan penyebab dari rasa sakitnya sendiri, dengan jujur pada keluarganya dan mengambil langkah untuk membebaskan dirinya dari penyebab rasa sakit itu sendiri, Sky. "I know. Dan Mommy selalu bangga sama kamu, Sayang." Ucap Luci dan Angelina menoleh untuk bisa mencium telapak tangan ibunya. Angelina kembali bangkit dari berjongkoknya, kemudian menyapa Amora yang sedari tadi tersenyum menatapnya, mencium pipi kiri dan kanan kakak iparnya sebelum akhirnya dia juga beralih menyapa si tampan Edward di kereta dorongannya. "Oh, dia benar-benar tampan. Sangat tampan, dan Enji lihat dia jauh lebih tampan dari Kak Daniel. Dia lebih mirip sama Kak King." Ucap Angelina yang kini mencium gemas pipi bayi enam bulan itu. "See. Lesung pipinya sangat manis, ah Enji jadi pengen mengemutnya karena gemas!" Seru Angelina saat bayi itu justru tersenyum ketika Angelina mencolek ujung hidungnya. "Apa kau menyukainya?" Tanya Amora setelahnya dan Angelina langsung mengangguk dengan sangat cepat. "Tentu saja. Dia sangat manis lagi tampan. Siapa yang tidak akan menyukainya. Bahkan Enji yakin nanti kalau dia sudah dewasa, wanita manapun yang melihatnya akan langsung jatuh cinta." Ucapnya dengan tatapan kagum pada bayi di depannya. "Oh dia benar-benar memiliki pesona bulan purnama. Sangat mengagumkan." Sambung Angelina dan Amora hanya kembali tersenyum menanggapi ucapan adik iparnya. "Kalo begitu, kenapa kau tidak segera merencanakan untuk memilikinya. Memilikinya versi kamu sendiri. Aku yakin versimu pasti akan jauh lebih menawan dari Edward. Kau cantik Angelina, dan aku yakin pilihanmu tidak akan buruk atau b******k seperti Daniel, bukan!" Seru Amora tapi senyum di wajah cantik Angelina seketika memudar ketika hatinya justru disentil dengan begitu menyakitkan oleh ucapan kakak iparnya. Entahlah, Angelina tidak tahu apakah dia sudah salah memilih, tapi yang pasti dia tidak bisa mengambil pilihan yang lain saat ini, sekalipun dia ingin. Namun detik berikutnya Angelina juga kembali menarik kedua sudut bibirnya untuk membentuk sebuah senyuman kemudian membalas tatapan sayu kakak iparnya. "Kak Daniel itu adalah cinta kedua Enji, Kak. Kak Lucas adalah sahabat terbaik Enji. Sementara cinta pertama Enji adalah Daddy. Mereka adalah tiga laki-laki terbaik yang pernah Enji kenal, yang menyayangi Enji tanpa maksud dan tujuan apapun. Yang tidak akan pernah menyakiti dan mengecewakan Enji apapun yang terjadi. Yang akan selalu ada untuk Enji saat Enji senang atau pun susah. Yang akan mencintai Enji tanpa syarat apapun. Dan Enji tidak yakin jika Enji bisa menemukan cinta seperti cinta mereka di dunia ini." Jawab Angelina benar-benar tidak terduga. Daniel memang laki-laki b******k, tapi dia tidak akan menyakiti adik perempuannya, apapun alasannya, sedangkan Lucas tipe laki-laki dingin dan tidak tersentuh, tapi bisa menjadi sangat hangat pada adik perempuannya, sementara David adalah laki-laki setia, tapi dia rela berbagi cinta sama besarnya pada istri dan anak perempuan, dan itu adalah Angelina. Lalu kurang sempurna apa cinta yang Angelina dapatkan dari ketiga laki-laki itu. Nothing. "Apa yang kau bicarakan ah, kau mengatakan aku b******k?" Timpal Daniel tiba-tiba dari arah belakang punggung Amora dan langsung mengapit leher wanita itu dengan membabi buta kedua pipinya dengan ciumannya saat tadi dia jelas mendengar bahwasanya Amora mengatakannya b******k, padahal Daniel sudah bertobat dari kebrengsekannya itu. "Ah dia datang, Enji. Tolongin Kakak." Seru Amora saat Daniel membubuhi ciumannya di selebar daun wajahnya, tapi Angelina justru hanya menggeleng menanggapinya. "Kau mengatakan ku b******k, Mi Amor!" Seru Daniel lagi tapi Amora hanya menghela nafas . "Iya, kau memang b******k Daniel. Ingat, kau menghamili ku dua kali tanpa persetujuan dariku, dan itu sangat menakutkan, Daniel." Sarkas Amora karena di kehamilan keduanya pun Daniel memang menipu istrinya. "Tapi bukankah sekarang kau menikmatinya, menikmati peranmu sebagai Mommy!" Timpal Daniel dan kali ini ada senyum yang turut terbit dari kedua sudut bibir Amora, karena itulah faktanya. "Ah iya. Tapi kan,,," Amora ingin menyanggahi, tapi Daniel lebih dulu mengecup bibir wanita itu. "Maaf, jika memberimu rasa berat itu. Next aku akan minta persetujuan mu lebih dulu!" Potong Daniel dan Amora hanya terlihat menghela nafas. Sungguh Amora benar-benar sangat konyol. Dia takut jika harus hamil lagi, padahal dia memiliki suami, tapi untuk yang kesekian kalinya, Angelina hanya bisa menggeleng dengan sikap Daniel dan Amora yang menurutnya sangat lebay tapi manis itu. Daniel beralih mencium pipi adik perempuannya, lalu berbisik jika dia punya kenalan yang sangat tampan, dan ingin mengenalkannya pada Angelina, berharap Angelina akan tertarik pada laki-laki itu , tapi Angelina hanya menggeleng, lalu menghela nafas, tapi juga tidak menolak maksud baik kakak laki-lakinya, karena dia tidak ingin Daniel atau siapapun tau hubungan dia dan Sky. Tidak untuk saat ini. Dari siang sampai beranjak sore Angelina tidak memegang ponselnya, dan dia benar-benar tidak tau jika Sky sudah dari tadi siang mencoba menghubunginya, dan saat Angelina pilih kembali ke kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian, barulah Angelina mengecek ponsel itu dan melihat ada notifikasi pesan dan panggilan tidak terjawab di layar ponselnya. Angelina membukanya, lalu membalas satu pesan terakhir yang Sky kirim padanya, kemudian kembali meletakkan ponsel itu di atas tempat tidurnya sebelum Angelina benar-benar bergegas ke kamar mandi. "Oh sial. Apa dia lupa dengan janjinya?" Kesal Sky saat membaca balasan pesan Angelina yang hanya terdiri dari empat kata saja. {Aku di rumah Mommy} From Angelina. Sky langsung melakukan panggilan telpon ke nomer ponsel Angelina, tapi Angelina yang sudah terlanjur masuk ke kamar mandi tentu saja tidak akan tau jika ada panggilan masuk di ponselnya, dan bersamaan dengan itu Amora juga membuka pintu kamar Angelina, masuk guna meminta obat iritasi yang sebelumnya dia pesan untuk paha Daniel. "Enji,,,!" Seru Amora tapi tidak mendapatkan jawaban. "Enji,,,!" Seru Amora lagi tapi lagi-lagi Angelina tidak menyaut. Namun detik berikutnya dia mendengar suara gemericik air dari arah kamar mandi dan Amora yakin jika Angelina ada di sana. Pandangan Amora teralihkan pada ponsel di atas ranjang Angelina. Ada panggilan masuk di sana dan Amora menatap layar ponsel itu, merasa tidak asing dengan nomer pemanggil itu, dan saat Amora berusaha mengingat akhir dari nomer itu , tiba-tiba,,,,,
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN