{Kamu adalah bentuk patah ku yang kesekian, yang bahkan tak pernah terlintas di benakku akan menggoreskan luka sedalam ini. Tidak pernah terlintas dalam benakku , bagaimana bisa seorang yang ku genggam tangannya sambil tertawa bersama sanggup mematahkan hatiku, sampai tak lagi bisa ku rajut lagi.} Dairy lembar pertama Angelina.
***
Pergumulan panas benar-benar terjadi sore itu. Sky benar-benar menggauli Angelina dengan sangat serakah dan kasar , tidak cukup satu kali klimaks, Sky melakukannya lagi dan lagi sampai dia benar-benar puas dan setelahnya terlelap dengan memeluk punggung Angelina yang sedari tadi tidak bisa menghentikan air matanya dengan perlakuan Sky yang begitu menyakitkan di hati dan tubuhnya.
Meskipun Sky berkali-kali mengatakan maaf dan membisikkan kata cinta di telinga Angelina, nyatanya hubungan toxic ini benar-benar membuat Angelina mati rasa untuk yang namanya cinta.
Apakah benar Sky mencintai Angelina? Lalu cinta seperti apa yang Sky rasakan pada adik Daniel Fabiano itu , karena belakangan Angelina mereka cinta Sky itu hanya sebuah topeng kamuflase untuk menutup sisi lain seorang Sky.
Angelina tidak bisa terus menerus seperti ini, akan tetapi mundur pun dia tidak bisa. Hubungannya dengan Sky sudah begitu jauh melewati batas kewajaran dan menyerah pun tidak akan ada gunanya sekarang.
Sekali lagi aku katakan Angelina sangat mencintai Sky, dan rasa cinta itu sudah membuatnya menjadi wanita bodoh yang begitu diperdaya oleh yang namanya cinta dan kekuasaan. Hanya beberapa kata maaf dan bisikan kata cinta dari mulut seorang Sky, hati Angelina akan luluh kemudian memaafkan.
Angelina memang se murni itu, dia tidak bisa mendendam pada laki-laki yang dia cintai, meskipun balasannya sangat menyakitkan.
Bukankah cinta memang semenyakitkan itu, semakin besar kau menaruh harapan pada seseorang, maka semakin besar pula rasa sakit dan kecewa yang akan kau dapatkan dari harapan itu, lalu cinta, cinta itu tidak lagi berguna jika pada akhirnya cinta itu hanya bisa memberimu rasa sakit. Rasa sakit karena terlalu berharap lebih.
"Maafkan aku." Bisik Sky saat terjaga di tengah malam setelah menggempur Angelina dengan sangat serakah. Angelina tidak menjawab, dia hanya diam dengan mata terpejam seolah dia begitu lelap dari tidurnya.
Tubuhnya begitu lelah juga sakit, begitu juga dengan hati , otak dan pikirannya. Dia lelah menjalani hari-hari seperti ini bersama Sky, bertengkar, berdebat, salah faham yang berakhir menyakiti. Bukan Angelina yang menyakiti, tapi Angelina yang di tuntut untuk memahami. Meskipun ada kata maaf yang setelahnya keluar dari mulut seorang Sky, nyatanya kata maaf itu tidak cukup untuk membalut luka yang terlanjur menggores hati terdalam Angelina.
Tidak dapat respon dari Angelina, Sky lantas mengangkat separuh tubuhnya untuk melihat ke arah Angelina yang tidur memunggunginya karena saat ini , Sky memeluknya dari arah belakang. Sky mengecup pipi Angelina dan mencium rambut kepala Angelina dengan ciuman dalam, seolah-olah dia memang benar-benar menyesal sudah menyakiti Angelina dengan cara seperti tadi.
Sky kembali memejamkan matanya dan menyusul Angelina ke alam mimpi, tapi Angelina yang sudah terlalu jauh tenggelam dalam lumpur dukanya menolak untuk sekedar kehilangan kesadarannya, karena saat ini dia justru menginginkan pagi segera menjemput agar dia bisa segera membasuh seluruh luka yang semalam kembali di torehkan oleh laki-laki yang ternyata tetap bertahta indah di hatinya.
Hingga beranjak pagi, Angelina tetap tidak bisa mendapatkan tidurnya , sempat terlelap tapi hanya beberapa menit dan dia kembali terjaga karena otaknya justru memikirkan sesuatu yang tidak seharusnya dia pikirkan dan pagi itu dia lebih dulu beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas mandi lalu berganti pakaian dengan pakaian yang entah sejak kapan Sky siapkan di atas meja sofa kamar itu.
Selalu seperti ini. Sky akan menyiapkan segala keperluan Angelina setiap kali Angelina berada di unit laki-laki ini, hanya saja Sky tetap tidak bisa merubah sikap kasar dan arogannya di hadapan siapapun, termasuk di hadapan Angelina. Angelina baru menyadari bagaimana arogannya seorang Sky saat kemarin, laki-laki itu meneriaki seorang dokter laki-laki yang kala itu terlibat obrolan dengan Angelina, dan Sky berpikir jika laki-laki itu ingin melecehkan Angelina padahal itu tidaklah benar, dan belakang Angelina juga mendengar kabar jika dokter itu juga di pindah tugaskan ke tempat yang cukup jauh dari kota dan Angelina tau jika Sky pasti ada di balik semua itu.
Setelah memakai pakaiannya, Angelina juga langsung menyemprotkan parfum di tubuhnya, setelah dia juga memesan menu sarapan pagi di restoran langganaan Sky dan setelah makanan itu sampai padanya, dia lantas menyiapkan makanan itu di atas meja makan di dapur apartemen itu.
"Good morning!" Sapa Sky yang sudah langsung memeluk perut dan punggung Angelina, menghirup aroma segar dan wangi wanita itu yang akan selalu menjadi candunya setiap waktu. Iya secinta itu lah Sky pada Angelina, tapi sikapnya justru membuat Angelina merasa lelah dan tertekan, meski begitu Angelina tetap bersikap wajar, cenderung acuh , karena saat ini mendebat Sky artinya akan ada petaka lain di sekeliling Angelina. Entah itu akan terjadi pada para sahabat atau orang terdekat Angelina, atau mungkin keluarganya, dan sungguh demi apapun Angelina tidak ingin sesuatu yang buruk menimpa keluarganya.
"Morning." Balas Angelina sembari membelai rahang Sky dengan sebelah tangannya dan berbalik untuk menghadap laki-laki itu, lalu menatap mata terang Sky.
"Kau tidak membangunkanku?" Ucap Sky saat menarik kursi meja makan lalu duduk.
"Kau terlihat lelap , jadi aku tidak tega membangunkan mu, lagi pula sebenarnya tadi aku mau membangun mu setelah selesai menyiapkan ini!" Ucap Angelina melanjutkan kegiatannya tadi , menuang makanan itu dari cap-nya ke atas piring dan meletakkan dua sendok untuk Sky, agar Sky bisa segera menikmatinya.
"Aku ada meeting pagi ini, jadi setelah sarapan, aku akan langsung bergegas ke kantor!" Ucap Sky terdengar datar dan Angelina langsung mengangguk. Sedikit lega sebenarnya, karena itu artinya dia tidak perlu mencari alasan untuk meninggalkan tempat ini.
"Apa kau senang jika aku pergi?" Tanya Sky saat melihat ada kelegaan di wajah Angelina karena tadi Angelina terlihat menghembuskan nafasnya densgn sangat kasar seolah ada rasa lega yang baru dia dapatkan.
"Tidak. Kenapa kau berpikir seperti itu?" Tanya balik Angelina dan Sky justru berdecak dari duduknya lalu meletakkan kedua sendok yang sebelumnya sempat dia pegang kemudian mendorong sarapan yang baru saja Angelina tawarkan padanya.
"Bilang saja kau senang jauh dariku, Angelina. Karena dengan begitu kau bisa,,,"
Angelina berjongkok dan buru-buru mencium bibir Sky sebelum Sky berpikir yang tidak tidak dengan dengan segala tuduhannya yang kadang tidak masuk akal. Kemarin Sky juga menuduhnya memiliki hubungan dengan seorang dokter bedah di rumah sakit tempat Angelina tugas, dan keesokan harinya dokter itu datang ke rumah sakit dengan kondisi wajah yang sedikit membiru. Dokter itu juga terlihat menjaga jarak dari Angelina, dan tanpa dijelaskan pun, Angelina tentu sudah tahu apa yang sudah terjadi karena ini bukanlah kali pertama atau kedua Sky bertindak sesuka hatinya.
Angelina mencium belah bibir Sky dengan sangat lembut. Melumatnya atas dan bawah secara bergantian agar Sky tidak punya kesempatan untuk berbicara apapun tentangnya. Angelina pilih mengangkangi pangkal paha Sky , kemudian memeluk punggung dan bahu Sky untuk memperdalam ciuman mereka dan Sky selalu menyukai cara Angelina melakukan itu, Sky suka setiap kali Angelina yang lebih dulu memulai ciuman mereka.
Sky merindukan momen-momen ketika Angelina berubah menjadi wanita manis dan penurut seperti ketika pertama kali Sky mengenal Angelina dan menjerat wanita ini menjadi miliknya, akan tetapi belakangan ini Angelina memang sulit dikendalikan , terlebih lagi setelah Angelina mulai aktif bekerja.
"Apa aku perlu mengikatmu di atas ranjang agar kau tidak beranjak dari tempat tidur dan menemaniku sepanjang hari di sini?" Bisik Angelina tepat di depan bibir Sky dan benar saja ada senyum yang begitu manis yang terbit begitu saja dari kedua sudut bibir Sky.
"Apa kau juga tidak percaya jika aku juga merasa kerinduan yang sama dengan yang kau rasakan?" Ucap Angelina dan kali ini ucapan Angelina jujur dari lubuk hatinya karena itulah yang kemarin-kemarin Angelina rasakan.
"Jika demikian, lalu kenapa kau tidak menghentikan ku kemarin saat aku menggauli para jalang itu?" Ucap Sky lagi dan Angelina terfokus pada mata Sky yang saat ini justru menyinggung kejadian kemarin.
'Aku tidak peduli dengan apa yang ingin kau lakukan dengan para wanita-wanita itu, karena kau dan mereka itu sama. Sama-sama serakah atas sexx dan sekarang aku pun sama seperti kalian.' batin Angelina dan hanya dia lirihnya dalam hati. Hanya dalam hati, tanpa ingin mengucapnya secara langsung karena bisa saja itu akan melukai perasaan Sky, meskipun sebenarnya sekalipun itu benar-benar bisa melukai seorang Sky, maka Angelina akan menikmatinya.
"Untuk apa? Aku lihat kau begitu menikmatinya, dan kau terlihat sangat senang saat itu. Bukankah aku pernah mengatakan jika kebahagiaan mu adalah segalanya bagiku, maka aku tidak akan pernah melarang apapun yang bisa membuatmu bahagia, termasuk menyetubuhi wanita lain." Jawab Angelina, dan kata-katanya tadi seolah menjadi belati yang begitu tajam untuk Angelina sendiri, karena kata-katanya tadi mampu menambah goresan luka atas segala keyakinannya pada Sky.
"CK." Sky berdecak kecewa.
"Seharusnya jika kau mengatakan cinta padaku, kau tentu tau apa yang sekiranya bisa menyakiti ku, tapi sudahlah, kembali ke kata sebelumnya, jika kau senang maka aku akan bahagia!" Ucap Angelina lagi saat bangkit dari pangkuan Sky.
Sky benar-benar buta untuk melihat rasa sakit Angelina, dan Angelina tetap tidak mau menunjukkan jika dia kalah. Tidak.
"Selesaikan sarapan mu lalu mandi dan berganti pakaian, jika tidak mau terlambat ke pertemuan mu, Sayang. Aku ke kamar mandi dulu." Ucap Angelina saat kembali mengecup pipi hangat Sky dan Sky terdiam sepersekian manit , dan Angelina pilih masuk ke kamar mandi di sebelah timur samping dapur.
Angelina menyandarkan punggungnya di pintu kamar mandi, lalu meremas dadanya yang begitu nyeri saat menyadari kebodohannya. Dia menyeret langkah kakinya untuk sampai di meja wastafel kamar mandi itu setelah dia juga mengunci pintu itu dari arah dalam, lalu masuk ke bilik shower, menyalakan air keran dengan cukup besar untuk meminimalisir suara tangis dan teriakannya.
Angelina benar-benar merasa sakit jika harus melanjutkannya hubungan ini, tidak ada tanda-tanda kepastian yang Sky berikan dan Sky sepertinya ingin tetap membodohinya dengan status pernikahan palsu ini. Memberontak sudah tidak lagi mungkin, tapi diam pun terasa sakit.
Angelina masih mencari arti dari semua ini. Apakah Angelina adalah wanita yang begitu beruntung bisa mendapatkan cinta seorang Sky, lalu kenapa Angelina tidak merasa kebahagiaan itu saat bersama Sky, yang ada hanya rasa sakit dan tertekan, bahkan untuk tersenyum saja Angelina harus bersandiwara. Atau Angelina telah merugi karena terperangkap dalam jerat cinta seorang Sky Adiatma Herlambang. Entahlah, Angelina merasa ini sangat tidak adil untuknya. Di saat dia benar-benar mencintai seseorang, dia justru mendapatkan balasan yang tidak sepadan dengan apa yang dia rasakan. Dosa apakah Angelina sebelumnya, hingga dia harus menerima rasa sakit karena mencintai seperti ini.
Sangat tidak wajar memang jika Angelina menilai betapa tidak beruntungnya dia hanya karena gagal mendapatkan hal yang indah bersama orang yang dia cintai, tanpa melihat hal buruk yang tidak terjadi padanya. Andai saja Angelina tahu jika ada banyak wanita yang ingin mendapatkan kesempatan di cintai seperti dirinya oleh seorang Sky, mungkin Angelina rela menukar Sky dengan laki-laki lain. Tidak perlu tampan atau kaya raya, selama Angelina bisa merasakan kedamaian dan benar-benar di cinta, maka Angelina akan sangat rela.
Tidak. Ini bukan cinta, tapi derita.
"Aakk,,,,,,!" Angelina berteriak sekuat tenaga di dalam bilik shower yang ukurannya hanya dua kali dua meter itu. Berteriak berkali-kali dengan tangis yang juga tidak lagi bisa dia tahan karena telah begitu bodoh membiarkan dirinya diperdaya karena cinta.
Entah berapa lama Angelina ada di kamar itu, karena saat hatinya mulai tenang, dan Angelina pilih keluar dari ruangan itu, ternyata Sky sudah tidak ada di meja makan , dan saat Angelina masuk ke kamar laki-laki itu, Sky juga sudah selesai dengan mandinya dan sedang berganti pakaian.
Angelina menarik nafasnya, lalu menarik senyum terbaiknya, duduk di sofa bundar di ruangan itu, menunggu Sky selesai dengan pakaiannya.
Angelina membantu Sky memakaikan dasi juga jas nya lalu membatu Sky untuk menyiapkan beberapa kebutuhan yang akan dia bawa ke kantor seperti laptop dan tas-nya.
Sky memang tidak akan di kawal oleh bodyguardnya jika sedang berada di unit ini, sebab tidak satupun keluarganya yang tau jika Sky menempati apartemen ini karena unit ini Sky beli atas nama orang lain. Tentu saja tujuannya untuk menyembunyikan hubungan dia dan Angelina dari keluarga besarnya, juga dari lawan bisnisnya, karena pikir Sky, kadang lawan bisnis jauh lebih kejam dari seorang monster sekalipun, dan hal yang sama juga dulu pernah dia lakukan pada Amora. Menyembunyikan status Amora yang merupakan saudaranya hanya untuk mempersempit bencana yang bisa saja terjadi pada Amora jika seseorang tau jika dia adalah putri seorang billionaire.
Seperti biasa , saat mereka keluar dari unit itu, mereka akan memilih jalan yang berbeda untuk menghindari kecurigaan dan hal inilah yang benar-benar membuat Angelina merasa sangat terhina.
Jika sudah begini, Angelina akan pilih menemui Nessa, sahabat kentalnya saat SMA dulu dan kini Nessa juga menjadi seorang perawat di rumah sakit yang sama dengan tempat Angelina bekerja. Nessa adalah kekasih Jello, dan rencananya akhir tahun ini mereka akan melangsungkan pernikahan, setelah enam bulan lalu Nessa akhirnya menyelesaikan masa dinasnya selama dua tahun terhitung sejak dia bekerja di rumah sakit itu.
"Nes,,,!" Angelina langsung menangis saat Nessa membuka pintu unit nya dan langsung memeluk tubuh Nessa.
Nessa tau apa arti tangis Angelina ini. Angelina akan selalu datang padanya jika sesuatu yang menyakitkan terjadi dengan hubungannya bersama Sky. Iya, Nessa dan Jello tau segala tentang Sky dan Angelina, dan Sky juga sudah cukup mengenal Nessa juga Jello dan tidak melarang Angelina jika bersama mereka.
Meskipun dulu Jello pernah di buat babak belur oleh Sky, nyatanya itu tidak cukup untuk membuatnya benci dengan Sky. Jello tau jika Sky melakukan itu karena terlalu mencintai Angelina, tapi sekarang kebencian Jello benar-benar tumbuh subur pada laki-laki yang terlahir sebagai anak billioner itu, setelah mendengar pengakuan dan keluh kesah Angelina yang begitu tersiksa karena laki-laki itu.
"Oh apa yang terjadi dengan mu, Enji. Kenapa wajahmu, lebab seperti ini?" Tanya Nessa saat melihat sudur bibir Angelina yang membiru dan ada bekas luka di sudut bibirnya.
Angelina hanya terisak dari tangisnya. Dia tidak bisa mengatakan apa yang sudah terjadi karena dia yakin Nessa tau maksud kedatangannya saat ini.
"Apa laki-laki itu yang melakukan ini padamu?" Tanya Nessa, tapi Angelina hanya terus menangis.
"Oh brengseek. Apa kau tidak melawannya? Kenapa kau membiarkan tubuhmu di sakiti seperti ini , Angelina. Mau sampai kapan kau akan merahasiakan semua ini dari keluarga mu?" Cerca Nessa saat meraih kotak tissu di atas nakas samping tempat tidurnya untuk dia berikan pada Angelina dan Angelina menerimanya.
"Katakan, di bagian mana lagi dia menyakitimu? Katakan!" Ucap Nessa lagi yang sudah membuka paksa kancing kemeja yang saat ini Angelina gunakan dan Nessa langsung melihat jika ada lebah membiru di d**a dan bahu Angelina.
Nessa juga membuka paksa pakaian Angelina untuk melihat luka di tubuh sahabatnya , dan benar saja , ada bekas gigitan juga di pinggang dan baha Angelina. Jangan tanya seberapa banyak kiss mark yang Sky tinggalkan di tubuh Angelina, Nessa sudah tidak lagi bisa menghitungnya saking banyaknya dan Nesa merasa heran dengan maksud dan tujuan Sky melakukan itu di tubuh Angelina, wanita yang katanya sangat dia cintai ini.
"Oh, apa apaan ini? Apa dia ingin menunjukkan pada semua orang jika kau adalah w************n dengan membuat tanda sialan ini? Apa dia tidak berpikir jika bisa saja orang akan berprasangka buruk tentang kamu jika melihat bekas-bekas ciuman ini di tubuhmu, terlebih lagi dia memintamu untuk menyembunyikan pernikahan kalian. Oh ini tidak bisa di biarkan Angelina. Aku tidak bisa melihat mu terus di perlakukan seperti binatang olehnya. Kita harus menghentikan ini semua. Kau harus jujur pada kedua orang tuamu, atau bila pernah bicarakan ini dengan orang tua laki-laki itu. Bukankah kalian sekarang keluarga setelah Kak Daniel menikahi adik perempuan dari laki-laki itu?" Cerca Nessa penuh kemarahan saat melihat begitu banyak rasa sakit di tubuh putih Angelina.
Jika hanya kiss mark yang Sky buat di tubuh Angelina, Nessa masih bisa memakluminya, tapi ini ada beberapa bekas gigitan yang melukai kulit Angelina dan akan butuh obat untuk mengeringkan luka itu dan butuh beberapa hari untuk membuatnya hilang.
"Aku tidak bisa Nes. Aku gak bisa . Ada banyak resiko jika aku membuka kebenaran ini!" Ucap Angelina dengan tangis yang sedari tadi tidak bisa dia redam.
"Kau harus berani mengambil resiko itu, karena jika tidak, dia akan tetap melakukan ini padamu, menyakiti mu seperti seorang psikopat, dan aku tidak bisa membiarkan ini terus berlanjut. Tidak Angelina. Kau terlalu berharga untuk keluarga mu dan sungguh aku,,,"
"Tidak Nessa. Dia sudah minta maaf. Hanya saja aku terlalu sakit untuk mengendalikan perasaan ku saat ini, makanya aku pilih menenangkan diri padamu!" Balas Angelina dan Nessa langsung bangkit dari duduknya dan berdiri sambil berkacak pinggang di depan Angelina.
"Hanya kata maaf lagi! Sepertinya aku pun mulai bosan mendengar kata itu keluar dari mulut laki-laki psikopat itu." Tolak Nessa untuk segala kelemahan Angelina. "Oh,, come on Angelina. Kau baik, cantik lagi cerdas. Rasanya tidak adil saja jika kau justru mendapat perlakuan biadab seperti ini hanya karena kau mencintainya." Sambung Nessa dan Angelina semakin terisak dari tangisnya. "Oh, atau mungkin dia itu laki-laki gila dengan kewarasan yang terganggu?" Nessa benar-benar merasa muak dengan semua ini.
"Nes. Aku mohon tolong aku. Tolong jangan katakan apapun yang pernah aku katakan dan ceritakan padamu. Aku hanya butuh teman berbagi cerita untuk menumpahkan kekecewaan ku, dan aku yakin kau bisa menjaga rahasia ku. Aku mohon tolong aku, aku yakin dia akan kembali seperti Sky yang dulu, yang lembut dan penuh cinta. Aku yakin , hanya saja mungkin saat ini dia hanya sedang stress karena banyaknya pekerjaan dan imbasnya justru padaku." Ucap Angelina.
Bahkan di saat-saat seperti ini pun Angelina masih punya cara untuk membela seorang Sky, lalu bagaimana Nessa tidak akan muak dengan semua ini
"Stres kau bilang. Iya dia tidak stres karena pekerjaannya, Enji, tapi dia memang laki-laki stres yang menyakiti wanita yang katanya sangat dia cintai. Dia laki-laki stres dan seharusnya tempatnya adalah rumah sakit jiwa, bukan berkeliaran seperti saat ini!" Balas Nessa dan Angelina kembali menunduk dengan tangis yang tetap tidak bisa dia redam. "Oh rasanya aku ingin sekali mengatakan ini pada Kak Daniel, karena ternyata aku mulai muak denganmu, Angelina!" Sambung Nessa lagi dan Angelina semakin meraung dengan tangisnya dan tangis itu justru semakin meluluh lantakan hati Nessa.
Nessa lantas kembali duduk di samping Angelina yang masih setengah telanjang setelah dia melepas paksa pakaian Angelina tadi, lalu mengangkat wajah tertunduk Angelina. Meskipun saat ini dia begitu marah juga muak pada Angelina, nyatanya itu hanya luapan dari rasa kecewa yang turut dia rasakan, duka batin yang Angelina dapatkan dari laki-laki yang dia cintai.
Nessa mengusap pipi basah Angelina, lalu menahan wajah itu untuk tetap tegak, karena Nessa tidak suka saat Angelina menundukkan wajahnya.
"Katakan padaku, apa kau benar-benar mencintainya?" Tanya Nessa setelahnya, dan Angelina terdiam dengan air mata yang masih tidak kunjung mau reda. "Katakan, karena aku merasa ini bukanlah cinta tapi obsesi, Angelina. Lalu apa kau begitu terobsesi untuk tetap memiliki nya?" Tegas Nessa lagi dan percaya atau tidak Angelina justru mengangguk.
"Aku gak tau Nes. Aku gak tau apakah aku masih sangat mencintainya atau malah,,,!" Angelina menjeda kalimatnya. "Tapi satu yang pasti, aku sakit jika terus bersamanya, tapi,,,!" Kembali Angelina menjeda kalimatnya, karena rasa sesak di dadanya semakin kuat dia rasakan , dan kali ini jangan kan untuk bicara, bernafas pun rasanya Angelina kesulitan.
"Tapi,,,"
"Tapi aku tidak bisa meninggalkannya! Aku gak bisa Nes. Aku gak bisa!" Sambung Angelina lagi dan Nessa langsung meraih punggung Angelina untuk dia peluk dan beri kekuatan karena dia sudah terlanjur mengetahui semua tentang mereka.
Untuk yang kesekian kalinya dia melihat Angelina begitu tersiksa dan rasanya memang tidak adil jika sekarang dia juga ikut menghakimi Angelina untuk perkara hati.
Mereka adalah sahabat, dan layaknya sahabat, mereka memang harus saling menguatkan, bukan justru menambah tekanan batin sahabat.
Iya, itu mungkin pendapat Vanessa tapi tidak untuk orang yang saat ini berdiri di balik pintu unit Nessa yang masih belum tertutup sempurna dan dengan menggenggam kedua tangannya dan menyimpan kemarahan.