1 : PROLOG

236 Kata
Lea Hangnim, seorang gadis cerdik yang sialnya terlempar ke tubuh putri lemah. Awalnya, ia adalah seorang atlet taekwondo yang menyabet gelar juara nasional. Banyak piala-piala yang menghiasi ruang kamarnya, ia juga memiliki keluarga yang sangat menyayangi dirinya. Hingga beberapa bulan setelah menyelesaikan kejuaraannya, ia mendapati tubuhnya demam dan sesak napas. Segera ia dilarikan ke rumah sakit terdekat, sayang seribu sayang, Hangnim didiagnosa terkena virus Corona. Ia tertular oleh pelatihnya yang baru pulang dari luar negeri, antara hidup dan mati Hangnim diletakkan di ruang isolasi, keluarganya sama sekali tak diizinkan untuk menjenguk dirinya. Ruangan sepetak dengan ranjang yang berada ditengah-tengah, tak ada ponsel ataupun tv, benar-benar seperti neraka baginya. Sedangkan diluaran sana berita demi berita tentang Covid-19 terus digembar-gemborkan, banyak orang yang tewas karena penyakit tersebut. Hari demi hari Hangnim lalui dengan frustasi, ruang isolasi mirip penjara baginya. Tak ada hiburan sama sekali, hanya beberapa tenaga medis yang menggunakan pakaian ala astronot hilir mudik memeriksa keadaannya. Keadaan Hangnim semakin memburuk, dirinya dinyatakan meninggal sesaat paru-parunya terasa sesak untuk bernapas. Sedangkan di alam lain, roh Hangnim belum terima jika dirinya meninggal, ia bahkan tidak rela jika dirinya dikuburkan dengan pakaian berlapis-lapis semacam jas hujan yang disemprot disinfektan, parahnya lagi keluarganya tidak boleh melihat jenazahnya untuk terakhir kali. "Argh, malang sekali nasibku! Aku belum mau mati, apalagi mati karena virus corona, sangat-sangat tidak keren." Hangnim berteriak-teriak kesal disamping tubuhnya yang tak sadarkan diri, rohnya tidak dapat dilihat oleh siapapun.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN