Tersadar ia tidak bisa membiarkan kesedihannya berlarut-larut. Elena segera bangkit dan kembali ke kediaman Valentino. Dia akan mencoba tidak peduli bagaimanapun hasilnya. Elena menarik napas panjang. Mengalirkan sisa hawa murni yang mungkin masih mampu dikumpulkannya di pusat tubuh. Sejak dulu ia selalu berhasil mengatasi masa-masa sulit bersama Ibunya. Ia sudah mengenal beragam rasa kecewa dan sakit hati. Perlahan, dia mulai merasai ketenangan merayap ke peredaran darahnya hingga memenuhi jantung. Elena memilih untuk menaiki angkutan umum. Lebih banyak membaur dengan khalayak banyak menjadikannya belajar bahwa hidup tak melulu soal kebahagiaan. Yakni perjuangan tanpa henti. Melihat matahari semakin terik, pusaran udara yang membawa debu-debu hingga dedaunan kering terlempar mengotori