"Nanda ...." Tatapan Arin, dan Nanda terarah pada Alia. Nanda ingin maju mendekati Alia, tapi Arin menghalangi. Arin berdiri di hadapan Nanda, menantang Nanda dengan tatapannya. "Jangan sentuh kakakku!" Arin mendorong bahu Nanda. Suara Arin memperlihatkan kemarahan. "Heh, dimana Mas Alfi kamu sembunyikan!" seru Nanda sambil menuding kan jarinya pada Alia melewati bahu Arin. "Memangnya Mas Alfi barang yang bisa disembunyikan!" Seru Arin tajam. Arin menepis tangan Nanda yang menunjuk Alia. "Dasar wanita munafik. Sok tidak butuh suami. Sok ingin berpisah, ternyata apa!? Kamu masih menginginkan Mas Alfi, bukan!?" Mata Nanda melotot ke arah Alia. Alia tetap tenang, tak terpengaruh dengan tudingan Nanda padanya. "Silakan duduk, Mbak Nanda. Kita bicara dengan pikiran tenang." Alia men