Bab 4

1045 Kata
Nichol langsung menyelinap menuju leher jenjangnya dan dia berkata dengan tenang, “Aluna ...” Pria tersebut meremat buah d**a Aluna membuat dia mendesah, “Sstthh ...” di lumatnya d**a besar dan kenyal itu. Nichol membaringkan tubuh Aluna di ranjang dan dia berkata "Kau milikku malam ini." Wajah pasrah Aluna sangat terlihat, dia merelakan semuany demi Tuan Nichol. Lumatan itu mendarat di bibir Aluna. “Eehmm ... jangan memberontak ikuti saja aku.” Tangan Nichol mendarat di daerah sensitif, dia memainkan ujung kecil yang milik Aluna setiap sentuhan itu membuat Aluna mengeliyat, Terdengar suara desahan yang berulang kali dari mulut Aluna. “Mendesahlah aku sangat menyukai itu, akan aku buat kau juga menikmati apa yang sedang kita lakukan.” Dua jari itu masuk ke dalam lubang kenikmatan milik Aluna, dia sangat terkejut dengan gerakan maju mundur jari itu dengan lihai. Pria yang merasa ada cairan yang keluar dari lubang itu lalu dia Bersiap-siap untuk menujukkan batangan yang sudah menegang. Nichol mengarakan batangan itu ke dalam lubang, dengan perlahan dia orde, “SANGAT SEMPIT” Ucap Nichol dengan ekspresi terkejut. “Aw ... sakit ...” Teriakkan Aluna. “Aku akan perlahan-lahan untuk melakukan, asal kau tidak memberontak. Aku ingin cepat memiliki anak.” Batangan itu bergerak maju mundur, di goyangkannya pinggulnya. Aluna yang sudah merasa menikmati setiap hentak yang di berikan, tubuhnya bergetar dan terasa panas, dia mendesah berulang kali sambil menahan sakit saat batangan itu masuk. Saat Nichol menghentakan dengan kuat teriakkan Aluna mengelegar, Nichol telah berhasil masuk dengan lolos tidak terasa lagi ada hambatan saat memasukannya, saat dia melihat darah yang mengalir itu begitu banyak, tidak di hiraukannya sampai dia berada di titik kepuasannya “Ahh... Ehmm... Tu...an... pelan-pelan saja, aku sa...kit...” Senyuman miring itu terlihat di wajah Nichol, dia merasa puas saat Aluna menikmati permainan malam ini. Dia wanita yang sangat penurut dan dia berusaha untuk mempercepat gerakkannya, dia berusaha untuk memuntahkan cairan kental ke dalam rahimnya. “Ahh... Aluna terus mendesah aku akan memuntahkan semuanya.” Tubuh mereka bergetar sampai membuat tubuh di basahi oleh keringat yang sangat banyak di tempat tidur itu. Dan akhirnya Nichol menghentakkan dan memuntahkan cairan yang banyak berulang kali, saat selesai Tuan Nichol keluar dari kamar Aluna lalu dia berkata, “Aku tidak akan tidur bersamamu, kau hanya aku pakai untuk membuat anak saja.” Aluna yang sudah sangat pasrah tidak ada yang bisa di lakukannya lagi. Tubuh yang sudah tidak berdaya lagi.  Aluna yang sudah sangat pasrah tidak ada yang bisa di lakukannya lagi. Tubuh yang sudah tidak berdaya lagi, Air mata terus mengalir saja di kedua pipinya. Aluna menganggukkan kepalanya dan dia berkata dengan tenang, "Bagaimana pun Nichol adalah suami sahku, tidak bisa aku bantah lagi." Berusaha untuk menghubungi Neny dan Ike tetapi nomor ponsel mereka tetap saja tidak aktif lagi, dia merasa kecewa dengan perbuatan Neny kepadanya. Hancur yang dia rasakan semua yang di percaya hanya menyakiti, jauh di pikiran Aluna untuk pergi dari penderitaan ini, hanya pasrah dan menjalani saja. Di tempat lain Neny yang memandangi Ike memegang segepok uang dari Tuan Nichol lalu dia berkata kepada Ike, "Ike, aku ke pikiran dengan Aluna sampai sekarang jauh di pikiranku saat ini pasti dia sangat tersiksa." Kenapa juga kamu masih mengingat tentang dia, kehidupan dia juga enak nanti, dan kita sudah mendapatkan apa yang akan kita mau, dan kebutuhanmu sudah terpenuhi 'kan? " Ucap Ike dengan santai. "Argh ... aku masih gelisah, dia baru saja berduka malah aku semakin tersiksa di luar sana, tanpa berpikir kalau semua yang diinginkan itu di dukungnya. Dia begitu, tidak punya perasaan aku ini. Suatu saat nanti aku bertemu dengan dia. pasti dia sudah tidak menganggapku teman nya lagi. ”Ucap Neny dengan wajah yang murung. "Aku tidak perduli! Yang penting aku bisa bahagia dengan duniaku hahaha ..." Ucap Ike langsung pergi meninggalkan Neny di Apartemennya. "Dasar wanita gila, kenapa aku harus bertemu dengannya." Rutuk Neny membayangkan wajah Ike yang menyebalkan. Keesokkan paginya, Aluna yang sudah menyiapkan semua perlengkapan pagi Tuan Nichol dan dia mengatakan kepada Pelayang yang berada di rumah, "Bu, biarkan saja bantu untuk menyiapkannya." "Jangan Mbak, nanti Tuan Nichol akan marah melihat mbak sibuk di dapur juga." Jawab Pelayan itu ketakutan. "Tidak apa-apa, kasihan Ibu sendirian." Tetap saja membantu dan dia berusaha untuk membuat suaminya itu bisa melihat dia begitu perhatian. Di dalam hidupnya hanya ingin menjadi yang terbaik untuk Tuan Nichol.   Saat makanan itu telah siap dia langsung meletakkan di meja makan, dengan senyuman manis Aluna melihat Tuan Nichole menemuinya dan segera menghampirinya dengan wajah marah. "Sudah aku katakan kepadamu, kau tidak perlu melayani aku seperti itu!" Aluna menjawab dengan santai, "Memang aku tidak wajibkan untuk melayanimu, tetapi sekarang aku bertanggung jawab dengan itu semua. Terserah kamu mau memperlakukan aku seperti apa tapi biarkan aku untuk tetap melakukan hal yang wajar seorang istri lakukan untuk suaminya." "Argh ... terserah! Kau ini ternyata keras kepala juga. Lihat pakaianmu begitu lusuh, tidak pernah sedikit pun kau membuat aku menarik. Pergi dari hadapanku." Ucap Nichol yang membuat Aluna semakin berkecil hati, lalu dia pergi meninggalkan meja makan dan kembali ke kamar. Saat Aluna duduk di kamar dan dia berusaha untuk menenangkan hatinya yang begitu sakit, Tok ... Tok ... terdengar ketukan pintu ternyata pelayan mengantarkan makanan untuk Aluna agar segera menyantapnya. Aluna memandangi makanan di hadapannya dan dia berusaha untuk tidak menilai hinaan dari Nichol. Saat makanan itu telah siap dia langsung meletakkan di meja makan, dengan senyuman manis Aluna melihat Tuan Nichole menemuinya dan segera menghampirinya dengan wajah marah. "Sudah aku katakan kepadamu, kau tidak perlu melayani aku seperti itu!" Aluna menjawab dengan santai, "Memang aku tidak wajibkan untuk melayanimu, tetapi sekarang aku bertanggung jawab dengan itu semua. Terserah kamu mau memperlakukan aku seperti apa tapi biarkan aku untuk tetap melakukan hal yang wajar seorang istri lakukan untuk suaminya." "Argh ... terserah! Kau ini ternyata keras kepala juga. Lihat pakaianmu begitu lusuh, tidak pernah sedikit pun kau membuat aku menarik. Pergi dari hadapanku." Ucap Nichol yang membuat Aluna semakin berkecil hati, lalu dia pergi meninggalkan meja makan dan kembali ke kamar. Saat Aluna duduk di kamar dan dia berusaha menenangkan hatinya yang begitu sakit, Tok ... Tok ... terdengar ketukan pintu ternyata pelayan mengantarkan makanan untuk Aluna agar segera menyantapnya. Aluna memandangi makanan di hadapannya dan dia berusaha untuk tidak menilai hinaan dari Nichol.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN