Bab 7

1026 Kata
Beberapa hari kemudian seorang pria tampan ingin bertemu dengan Aluna, dia adalah Rey sahabat Aluna sejak dulu, mereka bertiga berteman sejak SMA. Setelah mereka beranjak dewasa mereka bertiga akhirnya berpisah. Dan untuk pertama kalinya Rey pulang menemui sahabatnya, begitu bahagia dia terutama menemui Aluna dengan segera mungkin, tidak ada yang di pikir oleh Rey langsung dia ke tempat Neny, sesampainya dia di sana, “Rey... akhirnya kau pulang juga, sudah lama tidak bertemu.” Ucap Neny sambil memeluk tubuh Rey yang kekar itu. “Iya sudah lama sekali seharusnya aku tidak berlama-lama di luar Negeri, Neny aku ingin segera menemui Aluna, aku dengar Ayahnya sudah meninggal. Aku tidak bisa menghubunginya karena tidak memiliki nomor dia.” Neny terdiam sejenak untuk memikirkan apa yang harus dia katakan kepada Rey yang mencari Aluna yang telah dia jual, lalu Neny berkata “Ha! Aku juga tidak pernah lagi bertemu dengan Aluna, sudah mencarinya juga sama sekali tidak ketemu.” Di dalam hati Neny berkata “Kenapa kau selalu menanyakannya, aku bingung sampai sekarang perasaanmu kepada Aluna sangat abadi. Padahal aku yang benar-benar mencintaimu dan ingin terus bersamamu. Aku sangat cemburu saat kau mengatakan kalau kau sangat menyukai Aluna dulu. Dan akhirnya aku sudah memisahkan kalian berdua. Dengan tega sekarang kau menghancurkan hatiku lagi Rey.” “Neny, kenapa kau melamun begitu, seharusnya kau tidak memikirkan apa-apa saat ini?” “Ha! Tidak apa-apa, sudahlah, masuk dulu biar aku siapkan makanan untukmu, jangan sungkang untuk berada di sini. Kau juga terlihat sangat lelah.” “Iya, sepertinya begitu aku ingin tidur sebentar aku sangat lelah di perjalanan yang sangat jauh, jika kau selesai memasak bangunkan aku saja agar aku bisa menyantap makanan yang akan aku makan.” Ucap Rey yang langsung merebahkan tubuhnya. “Baiklah, aku akan siapkan dulu.” Ucap Neny dengan senyuman manisnya. Neny begitu bahagia melihat Rey yang sudah datang mengunjungi, tanpa ada Aluna yang sekarang entah kemana.“Neny, kalau bisa kita mencari Aluna ya, aku sudah sangat merindukannya sampai sekarang aku tidak ada nomor ponselnya semoga saja aku bertemu.” “Hm... baiklah kalau dia bertemu. Ini makanan sudah aku siap kan, ayo makan dulu Rey.” “Iya aku akan segera memaknnya, pastinya makan yang kau buat akan memanjakan perutku hehhee....” Ucap Rey yang menggodanya. “Kau ini tidak pernah berubah selalu saja memuji dengan ada maunya.” “Neny malam ini aku beristirahat di Apartemenmu ya? Soalnya kalau aku mau pulang malas butuh waktu yang cukup lama.” “Oke baiklah, tetapi kau tidur di sofa saja tidak apa-apakan?” Tanya Neny. “Hm... kau ini tidak apa-apa, kau pikir aku akan tiur bersamamu iya tidak lah. Tapi jika kau memperbolehkannya.” Neny menoleh heran kepada Rey, “Hm... kalau kau mau tidak masalah juga.” Ucap Neny yang menantang kembali ucapan Rey. “Hahaha... kau ini bercanda saja, nanti terjadi yang tidak diinginkan diantara kita bedua, bahaya itu.” Neny hanya memiringkan senyuman dan dia tidak menjawab apa yang telah Rey katakan kepadanya, Neny memang tidak terpengaruh apa yang telah di ucapkan oleh Rey. Di tempat lain Tuan Nichol sedang duduk di sebuah taman yang luas di dalam rumahnya. Aluna melihat Tuan Nichol sedang bersama dengan wanita yang sangat mesra dengannya lalu dia berkata di dalam hati, “Siapa wanita itu? Ya ampun kenapa mereka melakukannya di hadapanku begitu sampai aku tidak mengerti bagaimana mengahadapi orang itu. “Tuan, siapa wanita ini?” Tanya Aluna. Tuan Nichol terheran dan bingung apa yang telah di lakukan Aluna kepadanya, “Apa urusan denganmu? Pergi dari hadapanku sekarang, kau pikir aku terpengaruh dengan ucapanmu saat ini. Mau sama siapa aku itu tidak ada yang bisa melarang aku termasuk kau!” Aluna terkejut saat Nichol membentaknya, begitu sakit yang dia rasakan saat mendengarkan kalau suaminya itu duduk bermesraan dengan wanita lain. Jauh dipikiran Aluna untuk menjawab ucap Nichol, dan akhirnya dia langsung berlari menuju kamar. Begitu sedih dan sakit yang di rasakan saat ini. Tidak ada yang bisa mengerti perasaannya termasuk pria yang sudah menikahinya itu. Aluna merasa kepalanya pusing dan dia sedikit mual, dia terbaring di kamar dengan tubuh yang hangat, dia merasa tidak enak badan. “Aduh... kepalaku sakit, apa ini dari tadi mual saja. Aluna harus kuat...” Ucapnya di dalam hati menahan sakit yang dia alami sekarang. Tanpa di sadarinya Nichol yang sedang memperhatikan dia yang sedang berselimut. “Aluna! Kenapa kau begitu?” “Ha... sepertinya aku sedang tidak enak badan, jadi mungkin aku merasa butuh istirahat. Maaf jika aku tidak bisa melayanimu malam ini. Jujur aku sudah tidak sanggup lagi.” “Jangan berpura-pura sakit aku tidak perduli apa yang kau katakan itu.” Ucap Nichol. - Tiba-tiba Aluna tertidur saja tidak mendengarkan apa yang Nichol katakan, tubuhnya begitu lesu dan sangat lemah. Berhari-hari Aluna terbaring di tempat tidur tanpa memperhatikanya, dan akhirnya dia di bawa ke rumah sakit oleh pesuruh Nichol. Ternyata Dokter Islam kalau dia sedang hamil, untuk segera beristirahat. Sesampainya dirimu Nichol terkejut dengan hasil kehamilan itu, “Yang benar saja kau sedang hamil, atau kau hanya mengada-ngada saja.” “Bebar Tuan, aku sudah memeriksa hasilnya positif. Jika memang kau tidak percaya terserah yang terpenting aku sudah berkata jujur kepadamu. Tidak ada yng bisa aku sembunyikan lagi saat ini. Kau tidak pernah mau mempercayainya, kalau begitu aku mau istirahat karena tubuh aku sudah terlalu lelah tidak ada yang bisa dilakukan lagi selain memang istirahat. ” Ucap Aluna yang masih lemas dia langsung menuju kamar dan dia hanya bisa pasrah saat ini. Nichol termenung dengan hasil yang berada di. Dia masih belum percaya takut kalau Aluna hanya berbohong kepada dia. Nichol menemui salah satu pengawal yang menemaninya di rumah sakit. “Iya Tuan, Non Aluna benar hamil, hasil yang diberikan atas hasil USG dari dokter kandungan.” “Berarti dia benar-benar hamil, dia tidak berbohong kepadaku. Aku harus menemuinya di kamar. ” Sesampainya dia di kamar langsung berkata “Aluna ... maaf soal tadi, aku tadi khilaf aku kira kau tidak hamil makanya aku sangat murka. Kalau begitu kau beristirahat saja, apa-apa yang kau inginkan beritahukan saja agar aku bisa siapkan diri. Karena ibu hamil sangat ribet pasti banyak yang diinginkannya. ” Ucap Nichol kepada Aluna.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN