Baru saja Stevany duduk di sofa saat bell rumahnya berbunyi. Rasanya Stevany malas untuk berdiri lagi, sementara Bi Sarinah sudah pulang sejak tadi. Dia menoleh ke arah Wingga, maunya biar Wingga saja yang buka, namun suaminya itu sedang sibuk dengan masakannya. Mau tidak mau Stevany berdiri dan melangkah membuka pintu sambil mendumel, masih kesal dengan perkataan Wingga tadi. Begitu pintu terbuka Stevany langsung di serbu berbagai pertanyaan dari mamanya dan mama mertuanya. Orangtuanya dan Orang tua Wingga datang berkunjung. "Wingga bilang kamu sakit." Mamanya terlihat begitu khawatir sembari tangannya menyentuh kening putrinya. "Nggak panas pun," gumamnya. "Wingga bilang kamu telat datang bulan. Benar?" Kali ini pertanyaan datang dari mama mertuanya. Sementara papanya dan papa Win