Ahsan berlari dengan seluruh kekuatannya menuju toko Baba dan menemukan Rocky sedang asyik menyesap teh kayu manis yang Baba sajikan untuk setiap pembeli toko. Pria bertubuh besar itu pun tengah menikmati kue kering yang ada berada di samping cangkirnya.
“Tuan! Tuan!” teriak Ahsan tak bisa menyembunyikan kepanikannya.
Baba dan Rocky menoleh kompak dan menemukan Ahsan yang datang tanpa membawa trolly nya kembali. Anak muda itu pun datang sendirian tanpa ditemani oleh Aksata. Rocky pun segera waspada akan kehadiran dan kepanikan Ahsan di depannya.
“Ada apa, anak muda?” tanya Rocky.
“Ahsan, Apa yang terjadi?” seru Baba di saat bersamaan.
Ahsan menarik dan menghembus nafas dengan cepat. Ia mencoba menenangkan diri agar bisa menjelaskan segalanya lebih baik. Nafasnya yang memburu membuat Ahsan kesulitan bicara.
Pemuda itu menelan ludah, kemudian mulai menjelaskan, “Aksata! Aksata diculik oleh para penjual bud4k!” seru Ahsan.
“Apa???” seru Baba dan Rocky bersamaan.
“Bagaimana bisa? Mengapa kau tidak katakan kepada para penculik itu bahwa dia adalah salah satu pelayanku!”
“Aku takut, Tuan! Sangat takut. Orang yang menculik Aksata adalah Khev!”
“Khev? Biang dari seluruh penjahat di negeri ini? Pimpinan penjual bud4k?”
“Ya, dia yang menculik Aksata secara langsung. Aku sangat takut sebab itu tidak bisa mengatakan banyak hal. Lagipula, Khev berkata hal-hal yang aneh, Baba. Sebab itu aku tidak berani menolongnya lebih jauh…”
“Apa yang Khev katakan?” seru Rocky.
“Katanya, Aksata adalah orang yang menyelinap ke dalam istana putih untuk membunuh putri raja!” jawab Ahsan. “Aksata adalah orang yang dicari oleh Jenderal Irish, dan Khev berkata bahwa mereka akan menyerahkan Aksata ke Jenderal Irish yang berani membayar mahal untuk nyawa Aksata!”
Tepat pada saat itu pula, Baba dan Rocky berlari keluar toko dengan seluruh kekuatan mereka. Beberapa pengunjung area permbelanjaan itu mereka tabrak hingga terjatuh, namun tubuh mereka yang tinggi besar tetap kokoh menjulang dan berlari kencang.
Ahsan di belakangnya ikut menyusul, walau tak secepat Baba dan Rocky namun jarak mereka tak terpaut jauh dari satu sama lain.
“Ke Kanan… mereka membawa Aksata ke kanan!” teriak Ahsan dari belakang.
Baba dan Rocky pun berbelok ke kanan, lalu mendapati wilayah parkir kendaraan yang sangat luas. Mereka berhenti sejenak untuk mencari keberadaan Aksata, dan mata mereka menangkap mobil van coklat yang meninggalkan area.
“Sial!!!” teriak Rocky.
Pria itu berlari mengejar mobil Van coklat, disusul oleh Baba.
“Rocky, kau ambil mobilmu, biar aku yang mengawasinya!” seru Baba.
Rocky pun mengangguk, ia berlari menuju mobil tua nya dan menyalakan mesin.
“Ah! Ayolah, bekerja samalah dengan baik!” geram Rocky pada mobil tua yang begitu sulit untuk dinyalakan mesinnya. “Ayolah!”
Pada saat mencoba sekali lagi, akhirnya mobil itu pun menyala, kemudian Rocky memarkirnya agar keluar dari barisan mobil dan menjalankannya menuju pintu parkir yang tersedia.
Baba yang sudah menunggu di gerbang segera naik ke mobil itu dan duduk di kursi penumpang.
“Belok ke kanan!” perintah Baba.
Rocky pun tak menunggu lebih lama dan segera memacu kendaraaan untuk berbelok kanan. Ia menaikkan kecepatan maksimal yang bisa dilakukan oleh mobil tua itu agar segera bisa menyusul mobil para penculik.
Baba yang duduk di samping Rocky segera mempersiapkan senjata api yang tersimpan di tempat-tempat tersembunyi mobil tersebut. Baba menemukan senjata api di dashboard, di bawah kursi, di kotak yang tersembunyi di bawah karpet mobil, dan menemukan senjata tajam di bagian penutup sinar matahari.
“Terima kasih, kawan.” Seru Rocky.
Mobil berbelok ke kiri dengan tajam, dan Rocky bisa melihat mobil van coklat itu jauh di depan.
“Bukan masalah.” Jawab Baba.
“Aku bisa mati dipenggal Lord Yasa bila dia tahu anak emasnya diculik para penjual bud4k.”
Rocky mengatur perseneling dan menekan beberapa tombol yang ada di dashboard. Pada saat itu pula, mobil tua dan butut itu mengeluarkan energi yang lebih besar dari biasanya. Kecepatannya pun bertambah berkali-kali lipat. Di bagian knalpotnya mengeluarkan udara yang kencang untuk melepas tekanan dan memperbesar energi yang dihasilkan sehingga kendaraan bergerak semakin cepat. Mobil dengan penampilan tua dan mesin butut yang sering mogok itu berubah menjadi mobil dengan kecepatan tinggi layaknya mobil-mobil baru lainnya. Transmisi antara mesin tua dan mesin baru yang tersembunyi sangatlah cepat, itulah mengapa Arsen selalu membanggakan mobil butut itu sebagai inovasi paling kreatif yang pernah dia lakukan.
Sebab itu, walau dari luar terlihat seperti mobil tak berguna dan tua, namun mobil itu sering digunakan untuk pergi memata-matai wilayah sekitar. Arsen dan Lord Yasa menamai mobil itu dengan julukan “Spy”.
“Lagipula, berani-beraninya kau membawa prajurit kesayangan Lord Yasa ke tengah pasar begini! Penampilannya masih terlihat seperti bud4k dan sangat berbahaya baginya untuk dibawa ke tempat yang penuh criminal seperti ini!” seru Baba. “Para penculik bisa memangsanya kapanpun dan hanya dalam sekejap mata!”
Sesungguhnya Baba adalah seorang anggota pemberontak bawah tanah yang dipimpin Lord Yasa, namun ia tidak tinggal di dalam bunker dan hidup sebagai mata-mata di pasar. Ia dan keluarganya adalah anggota setia yang selalu menjadi pemasok supply makanan bagi kelompok prajurit yang ada di dalam bunker dan menjalani hidup dengan identitas ganda seperti sekarang. Di satu sisi dia adalah Baba yang dikenal masyarakat sebagai pedagang di tengah area perbelanjaan, di sisi lain dia adalah pemberontak.
Dua identitas itu dia genggam dengan mudah. Jarang ada yang mencurigainya, selain hidupnya sangat wajar dan memiliki keluarga lengkap, dia pun memiliki kemampuan acting dan bersembunyi yang luar biasa. Hubungan Baba dan Lord Yasa sangat baik di mata masyarakat. Mereka terlihat sebagai pelanggan dan pembeli yang setia untuk mengecoh semua orang.
“Aku hanya kasihan kepada bocah itu, dia seperti orang yang tersesat dan tidak berteman. Sebab itu aku mengajaknya keluar!” jelas Rocky. “Lagipula, tidak banyak yang dia lakukan di dalam bunker.”
“Tapi malah begini jadinya, kau seharusnya menahan dirimu lebih baik.” Seru Baba. “Atau kita kehilangan asset kita. Makula berkata bahwa dia adalah asset kelompok kita, apa kau lupa!?”
“Aset macam apa yang kau katakan, Baba? Saat Makula berkata bahwa ada manusia spesial yang harus kita jemput dari pertambangan, saat itu pula aku berpikir kita akan menjemput manusia tangguh yang bisa membuat kelompok kita jauh lebih kuat dari sebelumnya. Tapi nyatanya apa? Bud4k kecil, kurus kering dan busung laparlah yang kita dapatkan! Menyusahkan!”
“Hey, semua butuh proses! Bukankah kita meyakini setiap ramalan masa depan Makula. Untuk kali ini, kita pun harus meyakini yang satu ini… mungkin bocah bud4k itu bisa menolong kita semua dari situasi sulit ini!” sahut Baba.
“Cih! Entahlah! Aku tidak yakin! Namun yang jelas, dia terlihat sangat menyedihkan sehingga bisa membuat manusia keras kepala sepertiku merasa kasihan kepadanya…”
“Menyingkir!!!” teriak Baba.
Rocky membelalak lebar-lebar dan segera membanting kemudi untuk menghindari tembakan senjata api yang berasal dari mobil Van coklat. Baba dan Rocky menunduk spontan dan menyembunyikan diri dari pandangan semua orang. Mereka pun berhasil menghindari peluru itu dan mengamankan nyawa yang ada.
Namun naasnya, peluru itu ditembakkan terus menerus sehingga beberapa di antaranya tersangkut ban mobil mereka.
“Sial! Aku tidak membawa ban cadangan!” raung Rocky.
***