Datang atau Kita Putus

609 Kata
Sebuah notifikasi masuk di smartphone Bian. "Jemput aku." Bian mengacuhkan pesan dari Ristie itu dan fokus pada pesan-pesan dari yang lain. Ia tak mau pesan Ristie membuatnya segera berlari menuju gadis itu dan melupakan janjinya untuk bertemu Mr. Robert malam ini. Ia sudah lama mengincar kerja sama deng dengan perusahaan Mr. Robert, ia juga sudah mengadakan nego-nego yang panjang untuk mewujudkan hal itu. Bian tak mau semua itu sia-sia hanya karena dia lebih mementingkan egonya. Bian segera bergegas ke depan rumahnya saat pak Arya memberi tahu kalau Randy sudah datang. Bian duduk di kursi penumpang dan Randy segera melesatkan mobilnya ke hotel terbaik di kota ini Sekretaris Mr. Robert menyambut mereka di lobby dan segera mengantarkan mereka bertemu atasannya. Mr. Robert menyambut mereka dengan ramah dan mempersilahkan mereka untuk duduk. Asisten Mr. Robert segera membuat minuman dan menghidangkannya untuk mereka. setelah berbasa-basi sebentar, Bian mengeluarkan sebuah dokumen dan menyerahkannya pada Mr. Robert untuk dipelajari. Mr. Robert berumur sekitar 40 tahunan. Ia berasal dari keluarga yang sangat kaya raya dan bisnisnya sangat banyak dan selalu menjadi nomor satu dibanding komperitornya dan membukukan keuntungan ratusan triliyun setiap tahunnya. Di kampusnya Mumut keluar dari ruangan dosen pembimbingnya, menuju halte di depan kampusnya. Ia bertemu Andika di halte bis itu. Andika adalah teman satu jurusan dengannya, dia karyawan swasta di sebuah perusahaan otomotif. Sudah lama Mumut suka dengan Andika dan tampaknya Andika juga mempunyai perasaan yang sama tapi diantara mereka tak ada yang berani menyatakannya. Mumut suka cowok itu karena Andika seorang yang religius, Andika orang yang santun dan sangat menghormati perempuan. Saat bersalaman dengan perempuan ia tak pernah menyentuh tangan mereka tetapi menangkup kan kedua tangannya dan meletakkannya di depan d**a. Hal paling menyenangkan di kampus adalah saat Andika menjadi imam sholatnya, Mumut merasa begitu bahagia dan damai. " Sudah selesai konsulnya, di acc revisinya?"tanya Andika lembut " Iya. Kamu sudah sampai bab berapa?" "Bab dua tapi tadi belum sempat konsul tadi bu Dani ada kegiatan mendadak." "Oke, semangat, ya!" "Kamu semangat juga, Mut," "Terima kasih. Yuk, bis ku sudah datang," sebenarnya Mumut enggan beranjak dari tempat itu, ia masih ingin berbincang dengan lelaki pujaannya itu namun waktu semakin malam dan Mumut tidak ingin ibunya terlalu lama menunggunya. Mumut berjalan memasuki bis dan duduk di salah satu kursi yang kosong. Ia merasa hangat, ia berharap impiannya bersama Andika bisa terwujud, Ia menatap Andika yang masih berdiri di halte hingga bis berjalan dan halte itu hilang dari jangkauan matanya. Bian baru saja selesai meeting dengan Mr. Robert, bersama Randy ia berjalan menuju mobilnya. Pembicaraan dengan Mr. Robert tadi sangat menarik hingga tak terasa waktu telah berlalu dengan cepat. Bian banyak belajar dari pengalaman yang diceritakan Mr. Robert. Ia memeriksa smartphonenya untuk melihat beberapa panggilan yang ia abaikan selama bersama Mr. Robert karena ia mengatur mode deringnya menjadi silent. Bian menemukan beberapa panggilan dari Ristie, terakhir satu jam yang lalu. Bian segera mengecek pesan dari Ristie. (Yang, aku menunggumu di rumah. Jemput aku ya?) (Yang...) (Aku diantar pak Amri, nanti jemput, ya) ( Aku sudah di Mall, aku menunggumu) (Yang, kamu kemari, dong) (Kamu jahat, Yang) (Datanglah... atau kita putus!) Itu beberapa pesan Ristie dengan waktu yang berbeda-beda. Bian menyandarkan kepalanya, wajahnya terlihat sedih. "Ke launching Zettira, Ran," Randy tersenyum, ia sangat paham bagaimana cinta Bian pada Ristie, gadis itu adalah cinta pertamanya saat mereka masih masih mengenakan seragam putih abu-abu tapi cinta mereka baru benar-benar terjalin beberapa tahun yang lalu saat mereka sama-sama kuliah di universitas yang sama. Bian sangat mencintai gadis itu dan memanjakannya. Kalau boleh jujur Randy sebenarnya tak terlalu suka pada Ristie. Menurutnya gadis itu terlalu mendominasi Bian, membuat sang presdir tampak seperti orang t***l di hadapan para karyawan. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN