Aku terbangun ketika mendengar alarm ponsel berbunyi nyaring. Aku meraba-raba ranjang untuk mematikannya.
“Jam berapa sekarang?”
Pukul lima kurang seperempat.
Pagi ini badanku terasa jauh lebih ringan. Aku merasa tidurku kali ini sangat berkualitas karena tidak mimpi apa pun. Semalam aku tidur pukul setengah sebelas, tidak lama setelah masuk kamar dan bersih-bersih.
“Daripada ngomel, mending sekarang kamu istirahat. Habis ini langsung tidur karena besok harus bangun pagi. Aku keluar dulu, ya. Good night ....”
Aku teringat lagi kalimat Mas Al yang semalam. Tanpa sadar, tanganku terangkat untuk mengusap kepalaku sendiri. Bahkan sampai detik ini, sentuhan itu masih terasa.
“Aaaa!” aku menjerit tertahan. “Dia kesambet apa, sih, semalam?”
Mas Al yang semalam seperti Mas Al yang kuk
