Ning Anin memperhatikan seketitar, hal pertama yang menjadi perhatiannya adalah Arum. Di sana, Arum terlihat sedang menangis sendirian, ntah apa yang terjadi kepada Arum. Namun, Ning Anin yang memang tidka tega melihatnya hanya bisa berjalan mendekat dan duduk di samping Arum. Ning Anin tidak berkata apapun, hanya duduk biasa saja. Arum yang merasakan kehadiran seseorang langsung menoleh dan mendapati Ning Anin ada di sampingnya, “Ngapain lo di sini?” tanya Arum dengan ketus. Ning Anin menghela napas, sepertinya Arum tidak menyukainya sejak kemarin, dan jujur dia pun kurang menyukai Arum yang sikapnya bisa dikatakan sebelas dua belas dengan Faiz. Urakan dan tidak mau diatur. “Tidak apa-apa. Hanya duduk saja.” kata Ning Anin. “Ck, nggak guna.” kata Arum yang langsung bangkit dari tempa