“Kalian mau menemani Faiz?” tanya Dokter yang merawat Abah. Namanya dokter Rama. “Iya, Dokter.” jawab Ning Anin, Minan, dan juga Farha. Faiz merasa kesal di tempatnya, “Kalian kenapa harus ikut sih?!” tanyanya yang memang tidak senang dengan keberadaan teman-temannya. “Ya, pokoknya kami mau ikut.” kata Ning Anin. Kali ini Faiz tidak mengatakan apa-apa lagi. Ning Anin mengamati Faiz dari belakang. Ntah mengapa ada hal yang membuatnya ingin ikut di mobil itu. Menurut Ning Anin, membiarkan Faiz pergi sendiri adalah hal yang paling konyol. Faiz bisa saja pergi dengan membawa mobil milik ayahnya, bukannya Ning Anin bersuuzon kepada Faiz namun jika melihat bagaimana perangai Faiz selama ini, sepertinya hal itu sangat mudah untuk terjadi. Mobil terus melaju, sepanjang perjalanan Faiz ti