“Ka, tapi dia Papamu,” ujar Bude Arni. "Kalau dia orang tua yang bertanggungjawab, tidak ada perceraian antara Mama dan dia. Tidak ada orang ketiga,” jawab Raka tegas. Mbak Arni bergeming menatap Raka. Raka sudah tak bisa mengubah pendiriannya. Jika ia tak mau, maka tak akan ada yang bisa membujuknya. Sekalipun ibunya. Yasmin mulai paham dengan kondisi ini. Raka dewasa sebelum waktunya. Ia dipaksa menjadi kuat dan mandiri oleh keadaan. Bagaimanapun, sikapnya kini menjadi lebih sensitif. "Yasmin, anakmu kenapa keras kepala sekali?" Mbak Arni bertanya heran pada Yasmin. "Mbak, Raka memang seperti itu. Dari dulu sampai sekarang ia memang tegas. Bedanya hanya kini tanpa perasaan." "Pusing saya, lagian kenapa kalian enggak ke rumah dan menceritakan semua kegilaan Randi?" "Untuk apa Bude?