Sidang Pertama

1004 Kata

Berkas perceraian sudah masuk pengadilan. Aku tinggal menunggu panggilan persidangan. Semakin dekat, aku malah semakin takut menghadapinya. Entah, perasaan apa ini? Mungkin wajar aku seperti ini. Raka sudah masuk sekolah lagi, setelah ia lolos dalam seleksi bea siswa. Wajahnya sangat semringah saat menatapku. Anak itu sudah bisa kembali belajar bersama teman-temannya. Malah terlihat sangat bersemangat untuk kembali belajar. Aku pun merasa senang, anakku sudah ceria kembali. Apa lagi ia sudah puas melihat Citra dikeluarkan oleh sekolahnya. Keseharianku kini membantu usaha temanku di butik. Ia tahu aku kesusahan dalam berjualan karena minim ilmu dalam penjualan. Walaupun hanya sebagai spg. Tak masalah, asalkan Raka bisa jajan dan makan. Aku memejamkan mata, saat embun ini sudah mulai mem

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN