Wajah Yasmin memerah saat mendengar pertanyaan dari Raka. Ia pun tak mampu berkata-kata dan hanya menunduk dan langsung menghapus pesan dari Hendrik. “Mama hanya senang karena kasus Mama sudah hampir selesai.” “Hanya itu?” “Iya.” Yasmin kembali ke kamar, entah mengapa pertanyaan Raka terus saja membuatnya pusing untuk menjawab. Terlebih masalah tentang Hendrik, hal itu membuat Yasmin kembali sakit kepala berkepanjangan. Ponselnya bergetar, gegas Ia mengambil dan membukanya. Sebuah pesan dari Mbak Arni membuat netranya terbelalak. "Ma, kenapa?" tanya Raka. Dia duduk di samping ranjang Yasmin. "Mama enggak apa-apa." "Mikirin yang tadi, ya?" "Semuanya sudah selesai, Ka. Mama cuma tak ingin mengingat luka itu. Namun, masih saja terbayang." Raka menarik tubuh sang ibu ke dalam dekapa