Raka meluapkan kekesalannya pada dinding tak bersalah. Berulang kali ia memukulnya dengan emosi. Yasmin terkesiap dan langsung menarik tubuh sang anak agar tak melakukan hal konyol itu. Dia pun bertanya ada apa sebenarnya hingga membuat ia marah seperti itu. “Raka benci dia, Ma!” teriak Raka dengan mata memerah. “Ka, sudah. Papamu memang salah, tapi jangan sakiti di diri kamu seperti ini. Sudah hapus semua rasa benci agar tak menjadi penyakit hati.” “Dia bukan Papa Raka, Ma. Hanya mantan Papa!” “Astagfirullah, Raka. Tidak ada mantan anak, apalagi mantan ayah dan ibu. Kamu jangan berpikiran seperti itu. Seburuk apa pun papamu, dia tetap ayahmu. Biarkan ini menjadi masalah mama saja,” ujar Yasmin. Raka langsung memeluk sang ibu. Hatinya yang luka tak begitu saja bisa terobati dengan