“Kamu ingin tahu bagaimana caranya?” tanya Dewi dengan sepasang mata memicing. Di bibirnya terulas senyuman licik. Liani menganggukkan kepalanya. “Aku ingin hidup nyaman sepertimu Dew. Jika aku menikah dengan Adam, maka aku tidak usah cape-cape kerja kan ...,” keluhnya dengan wajah memelas. Dewi menarik nafas panjang. “ini bukan masalah harta. Jika berbicara kekayaan, aku sudah cukup sukses sekarang,” sahutnya dengan muka angkuh. Liani menatap Dewi tidak percaya. Karena ia tidak tahu jika Dewi adalah desainer sukses yang berkarier di ibu Kota. “Hah, kamu sudah cukup sukses?” tanyanya dan kemudian terkekeh tidak percaya. “Jika kamu memang sesukses itu, lalu kenapa kamu mau menjadi yang kedua? Sepertinya tidak mungkin. Hal yang mustahil.” Dewi kembali menarik nafas panjang. “Sudahlah .