Perih

1159 Kata

“Harus berapa kali aku mengatakan, jika Hawa bukan anakmu ...!” Suara Keysa menggema di dalam ruangan kamar Adam. Untung saja tidak ada orang lain yang ada di lantai atas. Hingga pembicaraan yang mereka bicarakan hanya mereka jua lah yang mendengarnya. “Dan berapa kali kamu mengatakan hal itu, aku tetap tidak percaya,” timpal Adam dengan mimik muka datar. Keysa melipat kedua tangannya di depan d**a sambil menghela nafas panjang. “Terserah kamu lah! Yang pasti aku sudah mengatakannya semuanya,” ucapnya dengan suara parau dan sepasang mata berkaca-kaca. Walau bagiamana pun satu hal yang amat dibenci Keysa, Adam adalah sekeping bagian dari masa lalunya yang tak akan pernah bisa ia hapus dari sejarah kehidupan yang telah dijalani. Di sisi lain bagi Adam. Pengakuan Keysa hanyalah sebuah ka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN