Kedua mata Dewi menatap tangan Keysa yang melingkar di lengan Hasan. Hatinya terasa panas seketika. Ditambah Hasan mengusap lembut punggung tangan Keysa itu. “Baiklah kalo begitu. Aku tidak jadi tinggal sementara di sini Bu. Aku tidak biasa jika kamarku tidak ada kamar mandinya. Apa lagi aku dalam keadaan sakit begini,” keluh Dewi sambil menoleh ke arah Alia dengan wajah memelas. “Rumahmu terlalu besar untuk ditinggali sendirian. Lagi pula tidak ada orang yang menemani. Kamu akan kesepian di sana,” ujar Alia tidak setuju dengan keputusan Dewi. Padahal keputusan Dewi itu hanya kepura-puraan saja. Itu semua hanya gertakan agar kamar di lantai atas yang biasa di tempati Keysa dan Hasan diberikan padanya. “Tidak apa-apa Bu. Aku sudah biasa sendiri. Jadi tidak usah pikirkan aku,” kata Dewi