Hasan berdiri menatap matahari yang bersinar sangat terang. Tangan kanannya memegang ponsel yang terarah di depan daun telinganya. Menanti agar Keysa segera mengangkat panggilan teleponnya. “Keysa ... Kenapa kamu tidak segera mengangkat telepon ...,” guman Hasan lirih. Sudah ketiga kalinya Hasan mengulang panggilan teleponnya. Tapi Keysa tidak kunjung mengangkatnya. Hingga ketukan di pintu ruang kerjanya terdengar Hasan menghentikan niatnya untuk menghubungi Keysa. “Masuk!” seru Hasan pada seseorang di balik pintu. Lani membuka pintu ruang kerja Hasan. Senyuman manis merekah di wajahnya. Ia melangkahkah kan kaki dengan anggun sambil membawa beberapa map, dokumen dan juga lembaran kertas di pelukannya. “Siang, Pak Hasan ...,” sapa Lani ramah. “Siang ....” Hasan membalas sapaan sekret