Ancaman dan Saran

1497 Kata

"Aku mau bicara!'" Satya yang sedang memeriksa email di iPad-nya sontak mendongak. Menatap sekilas pada wanita yang belum juga pergi dari kediamannya padahal, ia sudah mengusirnya lima belas menit yang lalu. “Silakan!” sahutnya tanpa minat. Bahkan, pria itu sudah kembali menekuri benda tipis berukuran sepuluh inci di tangannya. Sinta mengepalkan tangan dan menarik nafas dalam. Berusaha menekan rasa kesal akibat respon Satya yang terlihat sangat enggan berbicara dengannya. “Kenapa Mas kasih izin Belva jalan dengan Bastian? Mas tau kan, Bastian itu orangnya gimana?” tanyanya dengan nada tajam. Satya kembali mengangkat pandangan. Sebelah alisnya terangkat menandakan jika ia tidak mengerti dengan apa yang Sinta bicarakan. “Mas nggak tau kalau mereka jalan berdua? Bahkan, baru pulang sete

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN