Kita Butuh Waktu

1792 Kata

Satya berlutut di sisi tempat tidur, memandangi sang istri yang masih terlelap. Dibelainya rambut kecoklatan milik wanita yang seharian ini membuatnya nyaris gila. Gerakan tangan pria itu semakin turun hingga berhenti di area berdaging pada wajah sang istri yang terasa lengket. Ibu jarinya bergerak mengusap jejak-jejak air mata yang tertinggal. Setiap usapan menimbulkan rasa sakit yang mengalir melalui pembuluh darah dan bermuara di d**a, menciptakan bongkahan besar yang mengganjal dan membuatnya sesak. Tadi, setelah menerima telepon dari Bastian, Satya langsung memacu kendaraannya menuju salah satu gedung apartemen di kawasan Surabaya. Pria itu seperti kehilangan separuh nyawanya saat mendapati sang istri terbaring dengan keadaan yang sangat kacau. Wajah yang terlihat sayu dan sembab

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN